STUDI LAJU INFILTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HORTON DAN MODEL KOSTIAKOV PADA BEBERAPA TATA GUNA LAHAN DI DAS LESTI KABUPATEN MALANG
Main Author: | Wahyu Setiawan, Indra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/184462/1/INDRA%20WAHYU%20SETIAWAN.pdf http://repository.ub.ac.id/184462/ |
Daftar Isi:
- DAS Lesti merupakan sumber terpenting bagi kehidupan makhluk hidup di sekitar lokasi khususnya manusia, hewan dan tumbuhan. Semakin tahun pertumbuhan penduduk sangat cepat, serta menimbulkan beberapa dampak yang sangat besar diantaranya pembangunan infrastruktur yang menyebabkan perubahan tata guna lahan. Perubahan tersebut membuat volume air hujan yang tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah. Dalam siklus hidrologi air merupakan sumber komponen yang sangat penting. Didalam siklus hidrologi tersebut juga tidak terlepas oleh laju infiltrasi. Secara sederhana infiltrasi dapat didefinisikan sebagai proses masuknya atau meresapnya air kedalam tanah secara vertikal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis laju infiltrasi menggunakan perhitungan Model Horton dan Model Kostiakov dimana model tersebut akan dijadikan sebagai model terpilih untuk perhitungan analisa perhitungan selanjutnya. Penelitian ini dilakukan pada 8 (delapan) titik pengukuran meliputi tata guna lahan, lahan pemukiman, lahan pertanian, lahan vegetasi dan lahan terbuka dimana pada setiap lokasi pengukuran dilakukan dua kali pengukuran yang berada pada wilayah DAS Lesti Kabupaten Malang. Pada setiap pengukuran dilakukan menggunakan alat Double Ring Infiltrometer dengan penancapan ring ±5 cm. Hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini didapatkan bahwa lahan pemukiman memiliki laju infiltrasi tertinggi dikarenakan kondisi lokasi pengukuran tanah tersebut memiliki tanah dengan permeabilitas yang besar sehingga air cepat mengisi pori-pori tanah dan juga kondisi tanah merupakan tanah dengan karakteristik pasir. Lahan vegetasi merupakan tanah dengan laju infiltrasi tertinggi setelah pemukiman dikarenakan lahan tersebut memiliki tutupan lahan yang lebat sehingga laju infiltrasi dapat dipengaruhi oleh tanaman di sekitar lokasi pengukuran. Lahan pertanian memiliki nilai laju infiltrasi sedang dikarenakan kondisi tanah yang diolah oleh manusia sehingga tanah mengalami perubahan faktor tersebut dapat mempengaruhi perubahan laju infiltrasi. Pada lahan terbuka memiliki laju infiltrasi yang lambat dikarenakan kondisi pengukuran merupakan tanah dengan permeabilitas tanah yang kecil dan kondisi tanah dengan karakteristik tanah lempung. Setelah dilakukan analisis menggunakan model tersebut didapatkan hasil laju infiltrasi tertinggi pada Model Horton sebesar 10,954 mm/menit pada lahan pemukiman dan laju infiltrasi terendah sebesar 0,518 mm/menit pada lahan terbuka, sedangkan pada Model Kostiakov didapatkan laju infiltrasi tertinggi sebesar 9,767 mm/menit pada lahan pemukiman dan laju infiltrasi terendah sebesar 0,563 mm/menit pada lahan terbuka. Berdasarkan hasil uji validasi menggunakan uji kesalahan relatif, korelasi dan determinasi, RMSE, MAE,NSE didapatkan hasil model terpilih yaitu Model Horton.