MAKNA RUANG RITUAL PADA TRADISI NYADRANAN DAN BARIKAN MASYARAKAT DESA KLEPEK - KEDIRI

Main Author: Andi Finaldi Nur Tantyo, Muhammad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Online Access: http://repository.ub.ac.id/184402/1/MUHAMMAD%20ANDI%20FINALDI%20NUR%20TANTYO.pdf
http://repository.ub.ac.id/184402/
Daftar Isi:
  • "Muhammad Andi Finaldi Nurtantyo, 176060500111004, Program Pascasarjana Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, 26 Juli 2021. Makna Ruang Ritual Pada Tradisi Nyadranan dan Barik’an Masyarakat Desa Klepek – Kediri, Komisi Pembimbing : Dr. Lisa Dwi Wulandari, ST., MT dan Agung Murti Nugroho, ST., MT., Ph.D Pada zaman modern yang berkembang saat ini telah memberikan dampak terhadap budaya yang semakin memudarnya distinctiveness (ciri khas) dan tingginya rasa individualitas antar satu tempat dengan yang lain, hal ini menyebabkan kearifan setempat menjadi isu yang sangat penting untuk dikaji. Kearifan setempat (local) yang dimiliki setiap daerah pasti berbeda-beda. Kearifan setempat yang dimiliki oleh masyarakat disuatu daerah merupakan pemikiran, gagasan dan nilai sudut pandang yang memiliki nilai baik dan bersifat bijaksana sehingga dipercaya, diikuti dan dijaga secara turun temurun. Daerah yang masih memiliki dan menjaga potensi kearifan setempat, salah satunya terdapat di Desa Klepek Kabupaten Kediri. Desa Klepek memiliki kearifan budaya lokal didalamnya terkandung nilai filosofi seperti upacara ritual tradisi yang rutin diadakan pada waktu tertentu. Setiap upacara ritual tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Klepek selalu melibatkan dengan suatu tempat yang disakralkan sebagai ruang tradisi. Upacara ritual dan kegiatan tradisi yang dilakukan masyarakat Desa Klepek yang melibatkan ruang tradisi tersebut yaitu upacara nyadranan dan barikan. Secara lebih spesifik tentang konsep ruang dalam berarsitektur, di lingkungan masyarakat Desa Klepek memiliki konsep ruang dalam pemanfaatan space sebagai ruang tradisi tercipta dari adanya ide atau gagasan masyarakat itu sendiri. Ruang tradisi dalam penelitian ini akan menjadi fokus pembahasan pada saat dilakukan kegiatan tradisi masyarakat Desa Klepek, sehingga dapat diketahui pemanfaatan ruang yang terjadi. Disamping hal tersebut juga dapat diketahui pemanfaatan ruang tentang tempat yang digunakan, waktu, dan pelaku yang terlibat. Pemanfaatan ruang di Desa Klepek yang memiliki makna dan nilai filosofi dapat dikaji dari segi arsitektur. Makna ruang dan nilai filosofi dalam konteks masa lalu dapat tercermin sebagai nilai keilmuan arsitektur yang dapat dipelajari dan dikembangkan sehingga dapat digunakan sebagai dasar pembangunan lingkungan binaan yang berkelanjutan. Kajian tentang makna ruang ritual yang digali dalam penelitian ini berdasarkan pada pemanfaatan ruang ritual tradisi barik’an dan nyadranan masyarakat Desa Klepek. Pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil makna ruang ritual pada penelitian ini yaitu metode pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pendekatan kualitatif deskriptif merupakan suatu cara penafsiran atau penjabaran dari data yang telah dikumpulkan. Langkah awal pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan pemanfaatan ruang dengan pendekatan behavior mapping kemudian menggali makna ruang ritual dengan pendekatan fenomenologi. Sehingga dapat menghasilkan data informasi yang digunakan untuk mengetahui lokalitas makna penggunaan dan pemanfaatan ruang tradisi meliputi aspek persiapaan sampai dengan pasca kegiatan. Hasil dari analisis makna ruang ritual menunjukkan dengan dilakukannya upacara tradisi barik’an memiliki makna dan filosofi bahwa masyarakat Dusun Banengan telah mengutarakan rasa syukurnya kepada Tuhan sekaligus menjaga kesucian dan keberadaan punden sebagai ruang tradisi. Upacara tradisi nyadranan dilakukan oleh seluruh laki-laki Desa Klepek pada waktu hari jumat pahing bulan suro. Upacara tradisi nyadranan dilaksanakan dengan durasi yang lebih panjang selama 3 hari yaitu malam jumat, malam sabtu dan malam minggu. Setiap aktivitas upacara tradisi nyadranan memiliki pola makna dan filosofi tanpa disadari telah berdampak pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Dampak tersebut berupa pengalaman aktivitas mulai dari proses acara persiapan sampai acara penutup seperti dalam persiapan ambeng yang mempengaruhi penggunaan lahan dan denah rumah masyarakat serta orientasi ziarah dan sirkulasi kondangan. Upacara tradisi nyadranan secara garis besar memiliki nilai filosofi dan makna sebagai wujud syukur sebesar-besarnya dan mengangkat keberadaan punden sebagai titik pusat wadah untuk beraktivitas tradisi. Kata Kunci : makna ruang, pemanfaatan ruang, barik’an, nyadranan"