PENGARUH EKSTERNALITAS AGLOMERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS SENTRA INDUSTRI MEBEL TUNJUNGSEKAR
Main Author: | Amelia Ashary, Dinar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/184292/1/Dinar%20Amelia.pdf http://repository.ub.ac.id/184292/ |
Daftar Isi:
- Industri Kecil dan Menengah (IKM) mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 60% dari sektor industri, memiliki ketahanan akan kiris ekonomi dan juga berperan dalam ekonomi lokal, karena penyerapan tenaga kerja yang memanfaatkan masyarakat di sekitarnya. Industri pengolahan kayu menjadi salah satu industri yang berkembang pesat namun memiliki permasalahan terhadap ketersediaan bahan baku. Agar industri dapat terus berkompetisi salah satu strategi untuk efisiensi produksi dengan memanfaatkan industri yang beraglomerasi. Aglomerasi ini biasanya memunculkan manfaat ekonomi berupa limpahan tenaga kerja, kerja sama suplier khusus, terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi, serta kerja sama pemasaran. Industri pengolahan di Kota Malang 90% nya merupakan IKM serta memiliki 7 sentra industri, salah satunya Sentra Industri Mebel Tunjungsekar. Namun produktivitas sentra industri mebel ini mengalami rintangan terutama pada persediaan bahan baku kayu dan tenaga kerja yang masih mengandalkan kekerabatan, selain itu ini belum didukung kelembagaan yang baik serta belum ada jaringan pemasaran yang kuat. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat produktivitas sentra indutri mebel sebagai salah satu bentuk terjadinya aglomerasi menggunakan rumus produktivitas yaitu perbandingan nilai total output dengan nilai total input di tahun 2019. Hasil analisis menunjukkan tingkat produktivitas ke-30 industri mebel rata-rata sebesar 1,31 dengan nilai terendah 1,14 dan tertinggi sebesar 1,58. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa seluruh industri memiliki nilai produktivitas tidak jauh di atas 1,0 sehingga kondisi tersebut belum mencapai kondisi yang ideal. Terdapat 15 industri yang berada di bawah rata-rata nilai produktivitas dikarenakan tingginya biaya bahan baku dan modal tidak diimbangi dengan tingginya jumlah pesanan produk mebel.