Karakteristik Proksimat dan Nilai Kalor terhadap Hasil Formulasi Briket Bio-Batu Bara dari Biomassa Dairy Sludge dan Batu Bara (Studi Kasus di PT XYZ)

Main Author: Lestari, Sri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/184272/1/SRI%20LESTARI.pdf
http://repository.ub.ac.id/184272/
Daftar Isi:
  • PT XYZ bergerak di industri pengolahan susu dalam kemasan di Purwosari, Jawa Timur. Setiap harinya PT XYZ menghasilkan limbah cair sebesar 100 ton/hari dan limbah dairy sludge sebesar 4 ton/hari. Saat ini dairy sludge tersebut hanya diolah menjadi pupuk organik. Berdasarkan literatur, selain dijadikan pupuk, limbah padat dapat dimanfaatkan sebagai bioenergi (briket). Akan tetapi briket dengan komposisi biomassa yang tinggi cenderung memiliki nilai kalor yang rendah, sehingga perlu dilakukan berbagai perlakuan yang dapat meningkatkan nilai kalor, seperti penambahan batu bara, penggunaan teknologi konversi energi, dan penggunaan formulasi bahan yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar diperoleh formulasi briket bio-batu bara dari dairy sludge dan batu bara dengan biaya rendah, serta menghasilkan nilai kalor dan karakteristik proksimat optimal sesuai standar Permen. ESDM No. 47 Tahun 2006. Penelitian ini menggunakan metode pirolisis dengan suhu 600°C selama 2 jam untuk mengkonversi energi dari dairy sludge. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode linear programming untuk menentukan formulasi briket bio-batu bara dengan biaya terendah, serta memiliki karakteristik proksimat dan nilai kalor sesuai standar. Hasil formulasi yang terbentuk akan menjadi acuan dalam pembuatan briket bio-batu bara. Analisis uji yang dilakukan baik pada bahan atau hasil briket yaitu nilai kalor dan karakteristik proksimat berupa kadar air, kadar abu, zat terbang, dan jumlah karbon terikat. Berdasakan simulasi dengan linear programming diperoleh hasil formulasi berupa 55% batu bara, 40% arang dairy sludge, dan 5% perekat, dengan biaya produksi sebesar Rp1,9856 per gram. Briket yang dihasilkan memiliki kadar air 7%, kadar abu 29%, zat terbang 33%, karbon terikat 31%, dan nilai kalorix 5.295,48 kal/g. Apabila dibandingkan dengan standar Permen. ESDM No. 47 Tahun 2006, maka kadar abu dan zat terbang yang dimiliki belum memenuhi standar, sedangkan kadar air dan nilai kalornya telah memenuhi standar. Kualitas briket yang dihasilkan tidak lepas dari pengaruh pengeringan briket basah dimana akan menghasilkan rendemen sebesar 63,33%. Selain itu, berdasarkan neraca energi terjadi peningkatan energi arang hasil pirolisis sebesar 115,17 kal/g dan peningkatan energi briket setelah pembriketan sebesar 831,26 kal/g.