Optimasi Kadar Natrium Metabisulfit dan Asam Sitrat dalam Ekstraksi Polisakarida Larut Air Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.

Main Author: Khotimah, Silvi Khusnul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/184267/1/Silvi%20Khusnul%20Khotimah.pdf
http://repository.ub.ac.id/184267/
Daftar Isi:
  • Asam Jawa (Tamarindus indica L.) merupakan tanaman yang dapat hidup di daerah subtropis dan tropis semi kering, dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur termasuk Madura, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara dan Bali. Biji asam jawa selama ini masih kurang dimanfaatkan dan termasuk produk samping industri buah asam, padahal dalam biji asam mengandung polisakarida sebesar 72%. Polisakarida Larut Air (PLA) biji asam bersifat hidrofilik, pembentuk gel dan bioadhesif sehingga dapat digunakan sebagai hydrogel/hidrokoloid. PLA biji asam dapat diperoleh dengan cara ekstraksi, biasa dilakukan dari kernel/endosperma (biji tanpa kulit) sehingga perlu dipisahkan dari kulitnya. Pretreatment penyangraian diperlukan untuk memudahkan pemisahan kulit biji dari endosperma serta terdapat tahan proses penggilingan dan pengeringan, menyebabkan terjadinya efek yang tidak dikehendaki terhadap warna, rendemen, viskositas dan kelarutan sehingga dilakukan penambahan natrium metabisulfit dan asam sitrat. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan ekstrak PLA dengan menentukan kondisi optimal kadar natrium metabisulfit dan asam sitrat, dengan rendemen, perubahan warna, viskositas, dan kelarutan terbaik. Ekstrak yang diperoleh dari proses optimal dievaluasi beberapa komponennya serta residu sulfitnya. Optimasi proses dilakukan menggunakan Central Composite Design Response Surface Methodology pada aplikasi Design Expert 11.1.0. Penelitian ini menggunakan dua faktor, yaitu konsentrasi natrium metabisulfit dan asam sitrat. Optimasi proses didapatkan dari pengujian sampel dengan respon rendemen, perubahan warna, viskositas, dan kelarutan. Batas bawah dan atas untuk masing-masing faktor adalah natrium metabisulfit 600 ppm dan 3000 ppm, serta asam sitrat 500 ppm dan 1000 ppm. Kesesuaian hasil analisa dan prediksi dilakukan verifikasi menggunakan paired t-test dengan Minitab 17. PLA hasil optimasi dilakukan analisa kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan residu sulfit. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekstraksi PLA biji asam optimum adalah dengan penambahan kadar natrium metabisulfit 1824,174 ppm dan asam sitrat 500 ppm, dengan menghasilkan rendemen 90,644%, perubahan warna 10,011, viskositas 400 mPas, dan kelarutan 57,881%, serta pada ekstrak PLA biji asam optimum diperoleh nilai kadar air 5,49±0,51%, abu 6,71±0,19%, protein kasar 12,35±0,13%, lemak kasar 2,33±0,29%, serat kasar 4,75±0,55% dan residu sulfit 156,68 ± 0,03 ppm. Residu sulfit dalam penelitian ini masih dalam batas yang aman untuk kesehatan, serta hasil paired ttest pada Minitab 17 menunjukkan seluruh respon tidak berbeda nyata (not significant), dimana nilai p-value untuk respon rendemen, perubahan warna, viskositas dan kelarutan yaitu 0,956; 0,970; 0,478; dan 0,377.