Analisis Produktivitas Dengan Metode Multi Factor Productivity Measurement Model (MFPMM) pada Produksi Biji Kakao (Studi Kasus di PTPN XII Kebun Kendeng Lembu Banyuwangi

Main Author: Saputri, Sella Amalya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/184261/1/SELLA%20AMALYA%20SAPUTRI.pdf
http://repository.ub.ac.id/184261/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki sektor perkebunan yang potensial. Salah satu produk sektor perkebunan adalah kakao. Salah satu penghasil kakao di Jawa Timur yang cukup tinggi adalah di Banyuwangi. Menurut BPS (2018) produksi kakao di Banyuwangi pada tahun 2016 mencapai 7.529 ton sedangkan pada tahun 2017 produksi kakao mengalami peningkatan sebesar 1,51% menjadi 7.760 ton. Biji kakao diolah dengan proses fermantasi. Biji kakao hasil fermentasi ini yang akan digunakan sebagai bahan utama pembuatan produk olahan cokelat. PTPN XII Kebun Kendeng Lembu merupakan salah satu perusahaan di Banyuwangi yang mengolah biji kakao basah menjadi produk biji kakao kering yang nantinya dipasarkan kepada konsumen diberbagai daerah di indonesia dan diekspor keluar negeri. Permasalahan yang terjadi di PTPN XII Kebun Kendeng Lembu adalah terkait dengan pengukuran produktivitas yang dilakukan. Produktivitas merupakan suatu hal yang penting yang digunakan sebagai salah satu indikator ketercapaian target perusahaan. PTPN XII Kebun Kendeng Lembu melakukan pengukuran produktivitas hanya dengan melihat hasil produksi yang dihasilkan perusahaan. Maka dari itu dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode Multi Factor Productivity Measurement Model (MFPMM). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis tingkat produktivitas produksi biji kakao di PTPN XII Kendeng Lembu Banyuwangi dan memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas di perusahaan dengan menggunakan metode Multi Factor Productivity Measurement Model (MFPMM).viii Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan dan penurunan tingkat produktivitas. Peningkatan produktivitas tertinggi terjadi pada periode bulan Maret-April 2020 sebesar 27,05% dan penurunan tingkat produktivitas tertinggi terjadi pada periode bulan Januari-Februari 2020 sebesar 26,48%. Penurunan produktivitas paling besar dipengaruhi oleh bahan baku. Hal tersebut terjadi karena jumlah bahan baku tidak menentu setiap periodenya. Usulan perbaikan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan adalah perusahaan perlu melakukan perencanaan khusus untuk penyesuain jumlah bahan baku atau dapat bekerjasama dengan pihak lain agar kebutuhan bahan baku jumlahnya stabil. Selain itu untuk input lainnya juga perlu diperhatikan. Penggunaan input tenga kerja, energi listrik, dan utilitas air perlu dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan agar hasilnya lebih efesien.