Efek Penambahan Acidifier Asam Organik Sebagai Aditif Dalam Pakan Terhadap Penampilan Produksi Itik Petelur
Main Author: | Samuel, Kevin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/184016/1/Kevin%20Samuel.pdf http://repository.ub.ac.id/184016/ |
Daftar Isi:
- Efek Penambahan Acidifier Asam Organik Sebagai Aditif Dalam Pakan Terhadap Itik merupakan salah satu jenis ternak unggas yang memiliki peranan sangat besar bagi peningkatan pangan bergizi tinggi maupun peningkatan pendapatan masyarakat. Populasi itik di Indonesia berdasarkan badan statistik peternakan dan kesehatan hewan pada tahun 2018 sebesar 51.239.185 dan sebanyak 19.35% dari 793.800ton kebutuhan telur di Indonesia diperoleh dari telur itik. Semakin bertambahnya populasi itik setiap tahun, terdapat permasalahan yang sering menjadi kendala yaitu pakan. Antibiotik sebagai bahan aditif pakan dapat meningkatkan produktifitas, tetapi penggunaannya dianggap berbahaya karena dapat meninggalkan residu antibiotik didalam karkas ternak. Acidifier dapat menjadi opsi alternatif dalam upaya perbaikan kualitas pakan. Acidifier memiliki peran yang penting terhadap kestabilan pH pada saluran pencernaan ternak unggas, dan juga dapat meningkatkan populasi mikroflora yang bermanfaat bagi pencernaan. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur terhadap itik petelur. Materi yang digunakan adalah pakan komersil, pakan basal dan acidifier. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode tersebut dihasilkan dari berbagai pengumpulan data denganix menggunakan purposive sampling dan semi terstruktur sebagai teknik analisis Data dan informasi yang diperoleh penulis dibagi melalui dua tahapan. Tahapan pertama adalah reduksi data seperti penyuntingan dan meringkas, lalu ditemukan data utama atau dapat disebut inti penulisan dari berbagai literature yang meliputi: jurnal, buku dan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan Google scholar dan Science direct. Hal tersebut sangat mempermudah penulis untuk mengumpulkan data yang diperlukan seperti: Kecernaan protein, HDP, FCR, Egg mass, mortalitas, konsumsi pakan, dan produksi telur. Sehingga dapat menyajikan hasil analisa penggunaan acidifier terhadap produksi itik petelur sesuai dengan fakta, berdasarkan hasil pengamatan terdahulu kemudian dianalisa dan dapat ditarik suatu kesimpulan. Tahapan kedua dilakukan peninjauan dan pengumpulan data, seperti membandingkan hasil dan pembahasan pada literatur yang telah diperoleh. Cara ini dinilai dapat membantu meneliti tentang kualitas kesehatan sebagai pangan fungsional, serta memberikan penjelasan yang mendalam dalam menanggapi permasalahan yang ditonjolkan dalam rumusan masalah. Penambahan acidifier terhadap FCR memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Abbas (2013) menggunakan ayam petelur berumur 68 minggu yang diberikan air minum dengan kadar asam format 1.5mL dapat meningkatkan konversi pakan pada ayam petelur secara signifikan (P≤0,05). Penambahan acidifer terhadap HDP juga memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gama (2000) menggunakan asam organik campuran (Laynexa) yang terdiri dari asam fumarat (0,5%), asam laktat (5,13%), asam sitrat (5,44%) dan asam askorbat (1,2%) dengan proporsi 0,05% menunjukan bahwa produksi telur lebih baik pada unggas yang diberi asam organik (P<0,05). Namun kualitas dan berat telur tidak dipengaruhi olehx suplementasi zat aditif ini. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa asam organik memiliki efek perlindungan, menunjukkan bahwa, respons terhadap kondisi saluran pencernaan yang lebih baik yang disediakan oleh asam organik serupa dengan apa yang telah diamati untuk produksi telur. Penambahan Acidifier terhadap Egg Mass memberian pengaruh yang nyata (P<0,05). Dengan pemberian optimal adalah pakan basal yang diberikan penambahan 0,3% asam format dan asam fumarat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Abbas (2013) menggunakan ayam petelur berumur 68 minggu mengonsumsi air minum yang mengandung asam format dengan kadar 0,5, 1,0 dan 1,5 mL menunjukkan bahwa ayam petelur yang mengkonsumsi air minum dengan perlakuan, memberikan hasil sangat nyata (P ≤ 0,05) dibandingkan dengan tanpa perlakuan terhadap egg mass ayam petelur Pada penambahan acidifier terhadap berat telur tidak memberikan pengaruh yang nyata. Pada penelitian yang dilakukan oleh Isnaini (2015) dengan menggunakan acidifier merk Kimera dengan pencampuran pakan basal + 0.4% acidifier, pakan basal + 0,2% acidifier + ragi tape 0,1% memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan hasil tertinggi sebesar 63,09±1,26g dan terendah sebesar 60,47±1,59 g. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kabir et al (2010), Haqza (2020) juga memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Septiana, dkk (2014), Nurul (2017), Masjid (2017). Juga tidak memberikan pengaruh pada warna kuning telur, volume putih telur. Akan tetapi, pada penelitian indeks kuning telur yang dilaksanakan oleh Yalcin, dkk (1997) memberikan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01). Begitupun dengan volume kuning telur, penelitian yang dilakukan oleh Natsir dkk (2015) menggunakan perlakuan 1,0% dengan mencampurkan acidifier, bawang putih dan phyllanthus niruri L dengan campuran perbandingan ratio 4:3 dapat mempengaruhi volume kuning telur berbeda nyata signifikan (P<0,05) diduga pengaruhxi bawang putih dan fitobiotik dapat mempengaruhi volume kuning telur untuk penyerapan nutrisi pakan. Efek penambahan acidifier terhadap konsumsi pakan oleh Mulyani (2013) memberikan hasil yang tidak berebeda nyata (P>0,05). Akan tetapi pada penelitian oleh oleh rafacz (2005) dengan menggunakan suplemen makanan dengan kandungan asam sitrat 2-6% menunjukkan hasil signifikan (P<0,05) terhadap konsumsi pakan, penambahan bobot badan, efisiensi pakan atau konvesi pakan pada ayam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Natsir dan Osfar (2005). Membuktikan penggunaan asam laktat dan asam sitrat dapat menghambat aktivitas bakteri patogen E.Coli dan Salmonella sedangkan bakteri non patogen Lactobacillus dan Bacillus sp terjadi aktivitas pertumbuhan. Hal ini dapat meningkatkan kesehatan ternak dan menekan angka mortalitas pada ternak. Tidak seperti penelitian yang dilakukan Abbas (2013) menggunakan ayam petelur berumur 68 minggu mengonsumsi air minum yang mengandung asam format tidak memberikan pengaruh signifikan (P>0,05) terhadap mortalitas pada ayam. Penelitian tersebut membuktikan bahwa asam format tidak mempengaruhi mortalitas pada ayam petelur fase finisher. Hasil studi litaratur ini bahwa penggunaan acidifier dalam pakan dapat menggantikan antiobiotik sebagai aditif dalam pakan itik petelur. Selain itu juga Penggunaan acidifier dapat mempengaruhi kualitas telur, produksi telur, mortalitas, FCR, HDP, dan Egg mass pada itik petelur pada konsentrasi asam organik 0,2% dan 0,3%.Penampilan Produksi Itik Petelur