Penguatan Pengaruh Medan Magnetik Eksternal dengan Graphane Karbon Aktif Alga untuk Meningkatkan Produksi Hidrogen pada Elektrolisis Air

Main Author: Purnami, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183721/1/Purnami.pdf
http://repository.ub.ac.id/183721/
ctrlnum 183721
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/183721/</relation><title>Penguatan Pengaruh Medan Magnetik Eksternal&#xD; dengan Graphane Karbon Aktif Alga untuk Meningkatkan Produksi Hidrogen pada&#xD; Elektrolisis Air</title><creator>Purnami, -</creator><subject>662.662 3 Production of synthetic petroleum through hydrogenation and liquefaction of coal</subject><description>Bahan bakar fosil memiliki dua masalah utama; ketersediaan dan polusi akibat&#xD; pembakaran. Dari sisi ketersediaan, bahan bakar fosil semakin berkurang dan&#xD; membutuhkan waktu yang sangat lama untuk proses perbaruannya. Di sisi lain, hasil&#xD; pembakarannya mengakibatkan polusi dalam banyak hal, diantaranya; pencemaran udara,&#xD; peningkatan suhu lingkungan, dan peningkatan tingkat kebisingan suara. Untuk&#xD; mengurangi masalah pada pembakaran bahan bakar fosil maka harus dicari alternative&#xD; bahan bakar yang lain. Hidrogen adalah bahan bakar alternatif yang tepat untuk&#xD; menggantikan fosil karena tersedia dalam jumlah banyak dan tidak menghasilkan polusi&#xD; dalam proses pembakaran. Hidrogen dihasilkan dalam banyak proses diantaranya:&#xD; Termolisis, Termokatalis, fotokatalis, dan elektrolisis air. Elektrolisis air dianggap&#xD; sebagai cara yang mudah untuk menghasilkan Hidrogen dengan tingkat kemurnian yang&#xD; tinggi dengan peralatan yang relatif sederhana. Tantangan terbesar dalam elektrolisis air&#xD; adalah rendahnya efisiensi yang berada dalam kisaran 40-60 %. Banyak penelitian yang&#xD; telah dilakukan untuk meningkatkan produksi Hidrogen dengan elektrolisis air, misalnya;&#xD; penggunaan katalis dan penambahan medan magnet. Penggunaan katalis dilakukan&#xD; dengan menambahkan zat yang berfungsi mempercepat reaksi penguraian air (water&#xD; split) tanpa harus ikut bereaksi. Sedangkan penggunaan medan magnet bertujuan untuk&#xD; mempengaruhi kesetimbangan gaya dalam molekul air, sehingga mudah untuk&#xD; menguraikan molekul. Selama ini penambahan katalis maupun pemanfaatan medan&#xD; magnet digunakan secara terpisah satu dengan yang lain. Padahal, jika keduanya&#xD; digunakan bersama-sama bisa menghasilkan pengaruh yang lebih kuat. Maka&#xD; berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk penambahan suatu zat yang&#xD; berfungsi sebagai katalis sekaligus memiliki potensi magnetik. Karbon aktif Alga (KAA)&#xD; merupakan karbon aktif yang memiliki muatan listrik dipermukaannya, ini sangat penting&#xD; untuk membantu proses reaksi kimia. Pada sisi lain, KAA juga memiliki potensi&#xD; magnetik karena adanya senyawa aromatik dipermukaannya, ini sangat tepat untuk&#xD; dimanfaatkan sebagai penguat medan magnet eksternal (MME) dalam proses elektrolisis.&#xD; Oleh karena itu, KAA memiliki kelebihan sebagai katalis sekaligus sebagai penguat&#xD; MME. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh&#xD; penambahan KAA terhadap proses elektrolisis air diri segi pengaruhnya terhadap&#xD; peningkatan kecepatan reaksi, penguatan terhadap pengaruh MME, dan peningkatan&#xD; produksi Hidrogen.&#xD; Penelitian telah dilakukan dengan memasukkan air murni 500 ml ke dalam tabung&#xD; reaktor elektrolisis dengan tambahan NaCl 0,05 mol sebagai elektrolit. Elektroda yang&#xD; terbuat dari baja Karbon 316 L (Baja Karbon Rendah dengan Perlindungan Molibdenum)&#xD; dengan ukuran 60 x 10 x 2 mm digunakan sebagai katoda dan anoda dipasang secara&#xD; terpisah pada jarak 5 cm. Dua magnet batang 43 mT ditempatkan di sebelah katoda pada&#xD; jarak 3 cm. Batang magnet diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan Lorentz Force&#xD; searah dengan gaya apung gelembung gas Hidrogen dalam arah gerakan ke atas. KAA&#xD; dengan aktivasi KOH 50% sebanyak 50 ppm dan 100 ppm ditambahkan pada tabung&#xD; elektrolisis dan diaduk secara merata. Selama proses elektrolisis berlangsung, pH larutanvi&#xD; diukur dengan pH meter, dan arus yang mengalir diukur dengan Ampermeter. Suhu&#xD; larutan diukur dengan menggunakan termometer. Pengukuran tegangan permukaan air&#xD; selama proses elektrolisis dilakukan dengan meletakkan pipa kapiler untuk mengetahui&#xD; tinggi permukaan air larutan elektrolit. Suhu ruangan pada saat proses elektrolisis air&#xD; dikontrol pada 25oC, sedangkan tegangan listrik dijaga pada 5V. Produksi Hidrogen&#xD; diukur dengan menggunakan tabung yang diletakkan di atas katode. Proses elektrolisis&#xD; berjalan selama 10 menit. Data arus listrik, volume Hidrogen, dan pH dan dilaporkan&#xD; setiap 1 menit, kecuali tegangan permukaan yang hanya diukur pada awal dan akhir&#xD; proses elektrolisis air. Untuk mengetahui struktur permukaan KAA dilakukan pengujian&#xD; SEM. Hasil SEM dioleh dengan software ImageJ untuk mengetahui jenis muatan listrik&#xD; permukaan KAA dan konsentrasi oksida di permukaan KAA. Sedangkan struktur pori&#xD; permukaan KAA dilihat dengan bantuan pegujian BET.&#xD; Pengujian yang telah dilakukan pada karbon aktif Alga (KAA) menunjukkan&#xD; bahwa luas permukaan KAA adalah 50,77 m2/g dan memiliki muatan listrik yang&#xD; didominasi oleh muatan positif. Selain itu, pada permukaan KAA terdapat Graphene&#xD; Oksida (GO-KAA) dalam bentuk fullerence yang memiliki potensi magnetic yang&#xD; bersifat ferromagnetic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan GO-KAA&#xD; terbukti mampu memperkuat pengaruh MME, sehingga produksi Hidrogen dapat&#xD; ditingkatkan menjadi dua kali dibandingkan dengan elekrolisis air konvensional. Hal ini&#xD; disebabkan muatan positif pada permukaannya mampu mengikat ion OH- pada larutan&#xD; sehingga larutan menjadi asam dan mudah menghantarkan arus listrik. Akibatnya, reaksi&#xD; penguraian molekul air (H2O) menjadi Oksigen (O2) dan Hidrogen (H2) berlangsung&#xD; semakin cepat. Pada sisi lain, potensi magnetik pada permukaan GO-KAA menguatkan&#xD; pengaruh MME karena sifat ferromagnetic yang dimilikinya. Penguatan pengaruh MME&#xD; ini yang menyebabkan percepatan tranformasi para water menjadi ortho water yang&#xD; menyebabkan adanya gangguan keseimbangan pada molekul air. Pada saat yang sama,&#xD; penguatan pengaruh MME menyebabkan munculnya gaya disosiasi molekul air akibat&#xD; penyeragaman arah dipol. Gangguan keseimbangan dan munculnya gaya disosiasi&#xD; menyebabkan turunnya tegangan permukaan sebagai indikasi melemahnya ikatan&#xD; Hidrogen.</description><date>2020-09-24</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/183721/1/Purnami.pdf</identifier><identifier> Purnami, - (2020) Penguatan Pengaruh Medan Magnetik Eksternal dengan Graphane Karbon Aktif Alga untuk Meningkatkan Produksi Hidrogen pada Elektrolisis Air. Doctor thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>0620070011</relation><recordID>183721</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Purnami, -
title Penguatan Pengaruh Medan Magnetik Eksternal dengan Graphane Karbon Aktif Alga untuk Meningkatkan Produksi Hidrogen pada Elektrolisis Air
publishDate 2020
topic 662.662 3 Production of synthetic petroleum through hydrogenation and liquefaction of coal
url http://repository.ub.ac.id/183721/1/Purnami.pdf
http://repository.ub.ac.id/183721/
contents Bahan bakar fosil memiliki dua masalah utama; ketersediaan dan polusi akibat pembakaran. Dari sisi ketersediaan, bahan bakar fosil semakin berkurang dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk proses perbaruannya. Di sisi lain, hasil pembakarannya mengakibatkan polusi dalam banyak hal, diantaranya; pencemaran udara, peningkatan suhu lingkungan, dan peningkatan tingkat kebisingan suara. Untuk mengurangi masalah pada pembakaran bahan bakar fosil maka harus dicari alternative bahan bakar yang lain. Hidrogen adalah bahan bakar alternatif yang tepat untuk menggantikan fosil karena tersedia dalam jumlah banyak dan tidak menghasilkan polusi dalam proses pembakaran. Hidrogen dihasilkan dalam banyak proses diantaranya: Termolisis, Termokatalis, fotokatalis, dan elektrolisis air. Elektrolisis air dianggap sebagai cara yang mudah untuk menghasilkan Hidrogen dengan tingkat kemurnian yang tinggi dengan peralatan yang relatif sederhana. Tantangan terbesar dalam elektrolisis air adalah rendahnya efisiensi yang berada dalam kisaran 40-60 %. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan produksi Hidrogen dengan elektrolisis air, misalnya; penggunaan katalis dan penambahan medan magnet. Penggunaan katalis dilakukan dengan menambahkan zat yang berfungsi mempercepat reaksi penguraian air (water split) tanpa harus ikut bereaksi. Sedangkan penggunaan medan magnet bertujuan untuk mempengaruhi kesetimbangan gaya dalam molekul air, sehingga mudah untuk menguraikan molekul. Selama ini penambahan katalis maupun pemanfaatan medan magnet digunakan secara terpisah satu dengan yang lain. Padahal, jika keduanya digunakan bersama-sama bisa menghasilkan pengaruh yang lebih kuat. Maka berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk penambahan suatu zat yang berfungsi sebagai katalis sekaligus memiliki potensi magnetik. Karbon aktif Alga (KAA) merupakan karbon aktif yang memiliki muatan listrik dipermukaannya, ini sangat penting untuk membantu proses reaksi kimia. Pada sisi lain, KAA juga memiliki potensi magnetik karena adanya senyawa aromatik dipermukaannya, ini sangat tepat untuk dimanfaatkan sebagai penguat medan magnet eksternal (MME) dalam proses elektrolisis. Oleh karena itu, KAA memiliki kelebihan sebagai katalis sekaligus sebagai penguat MME. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan KAA terhadap proses elektrolisis air diri segi pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan reaksi, penguatan terhadap pengaruh MME, dan peningkatan produksi Hidrogen. Penelitian telah dilakukan dengan memasukkan air murni 500 ml ke dalam tabung reaktor elektrolisis dengan tambahan NaCl 0,05 mol sebagai elektrolit. Elektroda yang terbuat dari baja Karbon 316 L (Baja Karbon Rendah dengan Perlindungan Molibdenum) dengan ukuran 60 x 10 x 2 mm digunakan sebagai katoda dan anoda dipasang secara terpisah pada jarak 5 cm. Dua magnet batang 43 mT ditempatkan di sebelah katoda pada jarak 3 cm. Batang magnet diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan Lorentz Force searah dengan gaya apung gelembung gas Hidrogen dalam arah gerakan ke atas. KAA dengan aktivasi KOH 50% sebanyak 50 ppm dan 100 ppm ditambahkan pada tabung elektrolisis dan diaduk secara merata. Selama proses elektrolisis berlangsung, pH larutanvi diukur dengan pH meter, dan arus yang mengalir diukur dengan Ampermeter. Suhu larutan diukur dengan menggunakan termometer. Pengukuran tegangan permukaan air selama proses elektrolisis dilakukan dengan meletakkan pipa kapiler untuk mengetahui tinggi permukaan air larutan elektrolit. Suhu ruangan pada saat proses elektrolisis air dikontrol pada 25oC, sedangkan tegangan listrik dijaga pada 5V. Produksi Hidrogen diukur dengan menggunakan tabung yang diletakkan di atas katode. Proses elektrolisis berjalan selama 10 menit. Data arus listrik, volume Hidrogen, dan pH dan dilaporkan setiap 1 menit, kecuali tegangan permukaan yang hanya diukur pada awal dan akhir proses elektrolisis air. Untuk mengetahui struktur permukaan KAA dilakukan pengujian SEM. Hasil SEM dioleh dengan software ImageJ untuk mengetahui jenis muatan listrik permukaan KAA dan konsentrasi oksida di permukaan KAA. Sedangkan struktur pori permukaan KAA dilihat dengan bantuan pegujian BET. Pengujian yang telah dilakukan pada karbon aktif Alga (KAA) menunjukkan bahwa luas permukaan KAA adalah 50,77 m2/g dan memiliki muatan listrik yang didominasi oleh muatan positif. Selain itu, pada permukaan KAA terdapat Graphene Oksida (GO-KAA) dalam bentuk fullerence yang memiliki potensi magnetic yang bersifat ferromagnetic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan GO-KAA terbukti mampu memperkuat pengaruh MME, sehingga produksi Hidrogen dapat ditingkatkan menjadi dua kali dibandingkan dengan elekrolisis air konvensional. Hal ini disebabkan muatan positif pada permukaannya mampu mengikat ion OH- pada larutan sehingga larutan menjadi asam dan mudah menghantarkan arus listrik. Akibatnya, reaksi penguraian molekul air (H2O) menjadi Oksigen (O2) dan Hidrogen (H2) berlangsung semakin cepat. Pada sisi lain, potensi magnetik pada permukaan GO-KAA menguatkan pengaruh MME karena sifat ferromagnetic yang dimilikinya. Penguatan pengaruh MME ini yang menyebabkan percepatan tranformasi para water menjadi ortho water yang menyebabkan adanya gangguan keseimbangan pada molekul air. Pada saat yang sama, penguatan pengaruh MME menyebabkan munculnya gaya disosiasi molekul air akibat penyeragaman arah dipol. Gangguan keseimbangan dan munculnya gaya disosiasi menyebabkan turunnya tegangan permukaan sebagai indikasi melemahnya ikatan Hidrogen.
id IOS4666.183721
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-28T07:05:55Z
last_indexed 2021-10-28T07:05:55Z
recordtype dc
_version_ 1751456015449063424
score 17.538404