Bioaktivitas Kombinasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera)-Ifalmin® Terhadap Profil Immunoglobulin Dan Sitokin Anti-Inflamasi Pada Mencit Balb/C Model Diabetes Melitus Tipe 1

Main Author: Adharini, Wahyu Isnia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183676/
Daftar Isi:
  • Diabetes melitus (DM) tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel β-pankreas yang ditandai dengan adanya inflamasi kronis pada pankreas. Inflamasi pada DM dapat terjadi karena meningkatnya jumlah Reactive Oxygen Spesices (ROS), sehingga DM juga diikuti dengan stres oksidatif. Selain itu, immunoglobulin diketahui berperan penting pada beberapa penyakit inflamasi dan mengalami perubahan level pada keadaan DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian kombinasi ekstrak daun kelor dan ifalmin® (MI) terhadap profil immunoglobulin (B220+IgM+, B220+IgG+, dan B220+IgA+) serta profil sitokin anti-inflamasi (CD4+IL-10+ dan CD4+IL-4+) pada mencit BALB/c model DM tipe 1. Daun kelor dan Ifalmin® (Channa micropeltes) memiliki kandungan antioksidan yang tinggi diharapkan keduanya dapat bekerja secara sinergis untuk menekan respon inflamasi melalui peningkatan aktivitas antioksidan. Induksi DM tipe 1 pada mencit BALB/c (Mus musculus) dilakukan melalui injeksi streptozotocin (STZ) dosis 145 mg/kg BB mencit secara intraperitoneal sebanyak 1 kali. Mencit sebanyak 30 ekor dibagi secara rata menjadi enam kelompok, yaitu mencit normal, DM, DM dengan treatment metformin (307,5 mg/kg BB mencit), serta DM dengan treatment MI dosis 1 (800 mg/kg BB mencit daun kelor : 800 mg/kg BB mencit Ifalmin®), 2 (615 mg/kg BB mencit daun kelor : 615 mg/kg BB mencit Ifalmin®), dan 3 (800 mg/kg BB mencit daun kelor : 615 mg/kg BB mencit Ifalmin®). Treatment MI dilakukan pada mencit DM secara oral selama 14 hari. Pada hari ke-15 dilakukan isolasi limfosit dari organ spleen dan pewarnaan antibodi. Level sitokin anti-inflamasi dan immunoglobulin dihitung berdasarkan analisis flow cytometry. Data dianalisis menggunakan analysis of variants (ANOVA) satu arah dengan nilai p < 0,05. Hasil menunjukkan bahwa kelompok kontrol DM memiliki level CD4+IL-10+, ii CD4+IL-4+, B220+IgM+, dan B220+IgG+ yang tinggi serta level B220+IgA+ yang rendah jika dibandingkan dengan kelompok normal. Pemberian MI dosis 1 mampu meningkatkan jumlah IL-4, sedangkan treatment MI dosis 2 dan 3 mampu meningkatkan jumlah IL-10 dengan nilai yang tidak berbeda nyata jika dibandingkan kelompok normal dan berbeda signifikan dengan kelompok kontrol DM. Treatment MI semua dosis mampu meningkatkan level IgM dan IgG serta menurunkan level IgA dengan nilai yang tidak berbeda nyata jika dibandingkan kelompok normal dan berbeda signifikan dengan kelompok kontrol DM. Kemampuan immunomodulator MI dalam memperbaiki respon inflamasi yang berlebihan pada penelitian ini didukung dengan adanya penurunan glukosa pada hari terakhir menjadi 222 mg/dL (dosis 1), 265 mg/dL (dosis 2), dan 291 mg/dL (dosis 3). Berdasarkan hal tersebut, maka treatment MI berdasarkan dose-dependent memiliki efek imunomodulator untuk menurunkan respon inflamasi pada mencit model DM tipe 1 melalui peningkatkan level sitokin anti-inflamasi IL-4, IL-10 dan IgM, IgG serta penurunan level IgA.