Dampak Silvofishery Terhadap Status Kualitas Perairan UPT Perikanan Air Payau Dan Laut Probolinggo

Main Author: Sagala, Rina Mariana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183573/1/Rina%20Mariana%20Sagala%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/183573/
Daftar Isi:
  • Kegiatan budidaya yang terus menerus berdampak terhadap lingkungan sehingga terjadi degradasi lingkungan, yang ditandai dengan menurunnya kualitas air. Saat ini diperlukan pengelolaan lingkungan secara terpadu yang terbukti memberikan peluang pengelolaan yang cukup efektif dalam rangka menyeimbangkan antara pelestarian lingkungan dan pemanfaatan ekonomi. Salah satu metode rehabilitasi yang memungkinkan peran aktif masyarakat adalah penerapan sistem silvofishery. Sistem silvofishery (tumpangsari) adalah kombinasi antara tambak dengan tanaman mangrove. Mangrove dapat memfiltasi air sehingga dapat meningkatkan kualitas perairan. Model silvofishery yang digunakan pada penelitian ini adalah model komplangan. Tujuan dari pelaksanaan Penelitian ini adalah menganalisis kualitas air di lokasi tersebut dan menganalisis dampak dari sistem silvofishery di lokasi tersebut. Metode yang digunakan pada Penenelian ini adalah metode deskriptif dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, partisipasi aktif, dokumentasi serta studi literatur. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 21desember 2019 - januari 2020. Didalam kegiatan ini dilakukan analisis kualitas air meliputi pengukuran parameter fisika yaitu suhu, parameter kimia yang digunakan yaitu pH, oksigen terlarut, nitrit, nitrat dan amonia. Kemudian penilaian kualitas air tersebut ditentukan berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 dengan menggunakan metode STORET untuk penentuan status mutu air UPT PAPL. Hasil pengukuran parameter fisika diantaranya suhu antara 29-320C. Hasil parameter kimia diantaranya pH antara 6-8, oksigen terlarut antara 4-7 mg/L, nitrit antara 0.02-0.06 mg/L, nitrat antara 0.4-1.0 mg/L dan amonia antara0,3-1,9 mg/L. Total skor yang diperoleh menggunakan metode STORET pada stasiun 1 baku mutu kelas II sebesar -10 dan baku mutu kelas III sebesar - 10, pada stasiun 2 baku mutu kelas II sebesar -10 dan baku mutu kelas III sebesar -10, pada stasiun 3 baku mutu kelas II sebesar -10 dan baku mutu kelas III sebesar -10 dan pada stasiun 4 pada baku mutu kelas II sebesar -10 dan baku mutu kelas III sebesar -10. Berdasarkan total skor metode STORET pada keempat stasiun tergolong mutu air kelas B yaitu cemar ringan untuk kelas II dan kelas III. Dengan adanya sistem silvofishery memberikan dampak yang cukup baik terhadap kualitas perairan di tempat tersebut hal tersebut bisa dilihat berdasarkan penentuan status mutu air di lokasi penelitian berdasarkan metode SRORET. Tetapi perlu ditingkat proses treatment limbah nya atau perairan nya di lokasi tersebut agar nilai amonia nya tidak terlalu tinggi.