Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada Mesin Injection Molding A 09 di Perusahaan Packaging Surabaya

Main Author: Hernanda, Chrestella Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183412/1/Chrestella%20Ayu%20Hernanda.pdf
http://repository.ub.ac.id/183412/
Daftar Isi:
  • Industri manufaktur di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dilatarbelakangi oleh pemikiran manusia tidak terbatas. Salah satu perusahaan manufaktur yang senantiasa berkembang adalah perusahaan packaging di Surabaya yang memproduksi kemasan kosmetik berbahan dasar plastik. Dalam menjalankan produksinya, perusahaan packaging ini menghadapi permasalahan dimana terdapat beberapa hasil produk yang dibutuhkan dari departemen Injection Molding Machine (IMM) belum ready on hand sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, yaitu satu hari sebelum jadwal assembly dimulai. Berdasarkan hasil observasi langsung dan diskusi dengan pihak terkait di perusahaan, permasalahan ini disebabkan oleh jumlah standar output produksi yang tidak tercapai karena terdapat downtime dari mesin injection molding yang digunakan. Departemen IMM sendiri memiliki 43 mesin injection molding yang telah digunakan sejak perusahaan berdiri, dimana mesin injection molding A 09 memiliki total downtime terbesar selama periode bulan Januari 2019 – Mei 2019. Oleh sebab itu, penelitian perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas dari mesin injection molding A 09 serta memberikan rekomendasi perbaikan. Efektivitas dari mesin injection molding A 09 diketahui dengan menghitung nilai Overall Equipment Efectiveness (OEE) yang kemudian akan dibandingkan dengan standar global Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM). Metode ini mengukur apakah suatu mesin atau peralatan dapat beroperasi secara normal atau tidak dengan mencakup tiga faktor, yaitu availability, performance, dan quality. Hasil perhitungan nilai OEE akan menunjukkan kondisi operasi keseluruhan dari suatu peralatan, serta mendefinisikan secara langsung perbedaan antara performa aktual dengan performa ideal. Setelah memperoleh nilai OEE, kemudian dilakukan perhitungan nilai Six Big Losses untuk mengetahui faktor kerugian apa saja yang paling berpengaruh terhadap nilai OEE tersebut. Akar penyebab dari faktor kerugian tersebut selanjutnya dapat diketahui dengan analisis 5-Why. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai OEE dari mesin injection molding A 09 adalah sebesar 73,40%. Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa efektivitas mesin injection molding masih berada di bawah standar global JIPM yaitu sebesar 85%. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan nilai Six Big Losses, dapat diketahui faktor kerugian utama yang paling berpengaruh terhadap rendahnya nilai OEE mesin injection molding, yaitu reduced speed loss dengan rata-rata persentase sebesar 15,32% dari total loading time. Kerugian berupa penurunan kecepatan mesin ini antara lain disebabkan oleh usia komponen mold yang sudah melebihi batas lifetimenya, mesin beroperasi secara kontinyu tanpa adanya istirahat, serta kerusakan kecil yang tidak ditangani dengan segera. Maka dari itu, beberapa rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan adalah perusahaan sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para operator mengenai cara mengatasi kegagalan kecil pada mesin yang digunakan, melaksanakan kegiatan inspeksi mesin pada awal tiap shift kerja, serta menerapkan kegiatan preventive maintenance. Dengan menerapkan beberapa rekomendasi perbaikan tersebut, diharapkan perusahaan packaging Surabaya dapat meminimalisir berbagai kerugian yang ada sehingga efektivitas dari mesin injection molding A 09 meningkatkan.