Review Status Darah Ikan Kerapu Tikus Yang Terinfeksi VNN Dengan Pemberian Protein Rekombinan Chlorella Vulgaris Secara In Vivo
Main Author: | Permatasari, Nindah Afiska |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/183371/1/NINDAH%20AFISKA%20P_165080101111034_FPIK%20UB%20-%20Nindah%20Afiska%20Permatasari%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/183371/ |
Daftar Isi:
- Ikan kerapu merupakan salah satu potensi unggulan perikanan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta komoditas unggulan untuk diekspor salah satunya ikan kerapu Tikus (Cromileptes altivelis).Salah satu patogen yang menjadi masalah dalam budidaya ikan kerapu adalah virus.Virus yang sering menginfeksi ikan khususnya ikan kerapu adalah Viral Nervous Necrosis (VNN).Infeksi VNN dapat menyebabkan kematian massal pada ikan kerapu, terutama pada stadia larva dan juvenile.Penanggulangan VNN dapat di lakukan dengan bahan alami salah satunya dengan senyawa bioaktif mikroalga laut. Mikroalga yang memiliki kandungan bahan aktif cukup tinggi yaitu Chlorella vulgaris,Dunaliella salina dan Spiruliana sp. C.vulgaris merupakan jenis mikroalga yang memiliki banyak komponen dan juga memiliki nutrisi salah satunya yaitu Fragmen Pigmen Protein yang berupa Peridinin Chlorophyll Protein.PCP berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan.PCP mampu memblokir sintesis protein VNN. Kandungan karoten yang ada dalam D.salina juga dapat di manfaatkan untuk meningkatkan sistem imun dan juga berfungsi sebagai antioksidan.Mikroalga Spirulina sp juga mengandung pigmen yang dapat di gunakan sebagai antioksidan.Pigmen ini mampu mengatur produksi sel darah putih.Tujuan dari review artikel ini yaitu untuk mengetahui perbandingan status Hematologi ikan Kerapu Tikus yang terinfeksi VNN yang di beri perlakuan protein rekombinan mikroalga Laut C.vulgaris yang di bandingkan dengan Alga Lain. Metode yang di gunakan dalam review artikel ini adalah Metode deskriptif. Data di dapatkan melalui studi literatur, jurnal ilmiah, artikel-artikel ilmiah dan pustaka atau sumber lain seperti buku yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini. Berdasarkan jurnal yang di jadikan acuan sebutkan bahwa dosis yang digunakan C.vulgaris yaitu 17 g/ml, 33 g/ml, dan 50 g/ml.Sedangkan dosis D salina yaitu150 mg/pakan, 250 mg/pakan dan 350 mg/pakan, sedangkan pemberian ekstrak Spirulina sp yaitu 20 g/pakan, 40 g/pakan dan 60 gr/ pakan.Di dapatkan hasil penelitian yaitu hasil eritrosit terbaik dengan perlakuan pemberian C.vulgaris (33 μg/ml) (A2), hampir mendekati nilai eritrosit normal. Hasil leukosit mendekati memiliki normal yaitu perlakuan dengan pemberian C. vulgaris 17 μg / mL (A1), (A2) 33 μg / mL,dan AV2 Ikan terinfeksi VNN+ Protein rekombinan (33 μl /ml) dan dengan pemberian D.salina 150 mg/pakan. Hemoglobin yang masih berada pada kadar normal yaitu sebesar 7 % dengan dosis (33 μl /ml) dan pada penelitian yaitu 7 % dengan perlakuan D.salina 250 mg/pakan. Nilai hematokrit normal yaitu dengan perlakuan pemberian C.vulgaris dan 30%,pada pemberian D.salina dengan nilai 30% dan 23% perlakuan VNN dan pemberian Spirulina sp 27%, 28%, 26 %.Dapat di simpulkan bahwa perlakuan dengan dosis yang berbeda untuk setiap jenis bahan aktif mikroalga yang digunakan ini menyebabkan hasil hematologi pada ikan Kerapu yang terinfeksi VNN juga berbeda, dapat di katakan bahwa penelitian Yanuhar et al.,( 2019) dengan C. vulgaris merupakan yang baik karena kandungan protein C. vulgaris cukup tinggi dan juga protein yang ada dalam C.vulgaris berupa PCP dapat memblokir sintesis protein VNN dan dosis dosis 33 mg/ml terbukti menjadi uji klinis pada setiap perlakuan, D.salina memang terbukti lebih dapat merangsang peningkatan jumlah leukosit pada ikan Kerapu dari pada Ekstrak fikosianan dari Spirulina sp. Ekstrak ini belum belum terbukti sepenuhnya mampu mengatur produksi sel darah putih.