Sistem Sistem Monitoring Kualitas Udara Untuk Penderita Penyakit Asma Yang Terintegrasi Dengan Internet of Things

Main Author: Kurniawan, Yusuf
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183344/1/Yusuf%20Kurniawan.pdf
http://repository.ub.ac.id/183344/
Daftar Isi:
  • ma merupakan penyakit gangguan pernafasan yang dapat menyerang anak-anak hingga orang dewasa. Menurut kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) untuk partikulat udara ambien berdasarkan standar US EPA – NAAQS (National Ambient Air Quality Standards), kondisi udara yang sangat tidak sehat memiliki potensi meningkatnya sensitivitas penyakit asma dengan kadar partikel PM2.5 >150 μg/m3 dan kadar partikel PM10 >350 μg/m3. Dalam penelitian ini dirancang sebuah sistem yang dapat memonitor kondisi udara untuk penderita penyakit asma yang terintegrasi dengan Internet of Things, sekaligus dapat memberikan peringatan ketika udara di sekitar dalam kondisi yang buruk. Sistem membaca kadar partikel PM2.5 dan PM10 di udara menggunakan sensor partikel SDS011. Data hasil pembacaan sensor diolah menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560. Data hasil pembacaan kemudian dikirim ke server Thingspeak menggunakan modul SIM800L V2. Data hasil pembacaan yang melebihi ambang batas akan mengaktifkan buzzer. Aplikasi Android membaca data terakhir pada Thingspeak, kemudian data dari Thingspeak ditampilkan pada antarmuka aplikasi, ketika pembacaan data melebihi ambang batas, aplikasi akan mengirim notifikasi kepada pengguna gawai Android. Hasil penelitian menunjukkan sensor SDS011 memiliki pembacaan yang cukup konstan pada keadaan tanpa asap yaitu partikel PM2.5 sebesar 13 μg/m3 sedangkan untuk PM10 sebesar 22-26 μg/m3. Sistem dapat mendeteksi partikel PM2.5 dan PM10 di atas ambang batas penderita, sekaligus memberi peringatan ketika parameter PM2.5 >150 μg/m3 dan PM10 >350 μg/m3 berupa bunyi pada buzzer dan notifikasi untuk pengguna gawai Android. Sistem dapat mengirim pembacaan sensor ke server menggunakan GPRS, sehingga sistem dapat dipindahkan ke tempat-tempat yang memiliki jaringan operator tanpa harus melakukan pengaturan internet.