Pengukuran Kinerja Rantai Pasok CV Bagus Agriseta Mandiri Berdasarkan Lima Proses Inti Model SCOR

Main Author: Adnandy, Rheza
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183339/
Daftar Isi:
  • anan kompetitif yang terdapat didalam dunia bisnis membuat perusahaan atau organisasi untuk memperhatikan secara detail strategi atau rencana yang diterapkan. Sebelum bersaing dengan kompetitor, perusahaan perlu mengetahui baik atau buruknya kinerja perusahaan. CV Bagus Agriseta Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan ringan dan minuman. Dalam proses pemesanan bahan baku, perusahaan sering kali mengalami ketidaksesuaian jumlah bahan baku yang sesuai spesifikasi. Selain itu, kegiatan pengiriman bahan baku juga sering mengalami keterlambatan. Pada kegiatan produksi, perusahaan memiliki permasalahan mengenai jumlah produksi yang tidak sesuai target. Selain itu, perusahaan juga mengalami permasalahan keterlambatan pengiriman produk kepada retailer. Kemudian, terdapat banyaknya jumlah produk yang dikembalikan (return). Oleh karena itu, perusahaan memerlukan adanya sistem pengukuran kinerja secara menyeluruh mulai dari hulu sampai ke hilir untuk setiap produk yang diproduksi CV Bagus Agriseta Mandiri. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perusahaan dan menentukan perbaikan terhadap kinerja yang buruk. Pengukuran kinerja supply chain dilakukan berdasarkan lima proses inti Supply Chain Operations Reference (SCOR). Lalu, kegiatan scoring system dilakukan dengan menggunakan Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System (TLS) untuk mengetahui kondisi kinerja perusahaan. Kemudian, penentuan bobot Key Performance Indicator (KPI) pada Objective Matrix dilakukan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil pengukuran kinerja supply chain pada CV Bagus Agriseta Mandiri didapatkan nilai indikator kinerja total sebesar 6,15. Pada Traffic Light System (TLS), nilai indikator kinerja berada pada kategori kuning, artinya secara keseluruhan perusahaan masih belum mencapai target yang ditetapkan perusahaan, namun telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja setiap KPI menggunakan scoring system OMAX dan TLS, diketahui bahwa terdapat KPI yang termasuk dalam kategori hijau sebanyak 38 KPI, kategori kuning sebanyak 17 KPI, dan kategori merah sebanyak 7 KPI. KPI yang termasuk dalam kategori merah mengindikasikan bahwa KPI tersebut memiliki kinerja yang jauh dari target yang telah ditetapkan dan mengalami penurunan kinerja dibandingkan periode sebelumnya. Oleh karena itu, dilakukan analisis terhadap akar permasalahan dan pemberian rekomendasi perbaikan terhadap KPI yang termasuk dalam kategori merah (buruk).