Status Fisiologi Reproduksi Sapi Induk Brahman Cross Hubungannya Dengan Keberhasilan Kebuntingan

Main Author: Ervandi, Mohamad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183223/1/Mohamad%20Ervandi.pdf
http://repository.ub.ac.id/183223/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh ransum pakan, interval waktu IB, tampilan reproduksi, menganalisis hubungan BCS terhadap S/C dan CR pada sapi induk Brahman Cross, mengetahui kondisi fisiologi ovarium dengan melihat pertumbuhan folikel dan CL (korpus luteum) serta organ reproduksi pada saat tidak bunting, mengetahui hubungan konsentrasi hormon Estradiol 17β terhadap hasil pemeriksaan menggunakan ultrasonografi pada sapi induk Brahman Cross. Metode penelitian terdiri dari dua tahapan penelitian yaitu penelitian utama tahap I : Evaluasi pengaruh ransum pakan dan interval waktu IB terhadap keberhasilan kebuntingan dan penelitian utama tahap II : Pengamatan status fisiologi anatomi ovarium, anatomi organ reproduksi, dan analisis konsentrasi hormon (Estradiol 17β). Materi penelitian ini menggunakan 80 ekor sapi induk Brahman Cross dengan bobot badan berkisar 300-500 kg. Analisis data utama tahap I dan II di lapangan digunakan dalam penelitian ini adalah dicatat kemudian ditabulasi dengan menggunakan program Excel dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif analitik. Data untuk melihat hubungan antara variabel BCS, S/C dan CR yang diperoleh di analisis menggunakan korelasi dan regresi sederhana dengan bantuan program Sofware SPSS 20 selanjutnya di analisis secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi berupa BK dan PK yang terkandung dalam pakan yang diberikan dilokasi penelitian belum tercukupi, sehingga berdampak pada kondisi fisiologi reproduksi terutama pada keberhasilan kebuntingan sapi induk Brahman Cross. Hasil IB setelah pemberian ransum pakan Breeding dan Feedlot dilokasi penelitian memperlihatkan persentase kebuntingan masih sangat rendah dengan angka konsepsi interval waktu IB 0-2 jam yakni sebesar 35%, disusul interval waktu IB 0-2 jam sebesar 30%, interval waktu IB 8-10 jam sebesar 30% dan terendah yakni interval waktu IB 8-10 jam sebesar 25% pada sapi induk Brahman Cross. BCS memberikan kontribusi positif sedang terhadap angka keberhasilan kebuntingan baik S/C dan CR sapi induk Brahman Cross. Kegagalan reproduksi karena kelainan anatomi organ reproduksi dan juga gangguan pada ovarium didapatkan servik abnormal, kornua uteri keras atau tidak beraturan sebanyak 4 ekor (5%), hipofungsi ovary 1 ekor (1,25%), korpus luteum persistent 2 ekor (2,25%), dan terdapat folikel sistik sebanyak 6 ekor (7%). Hubungan Konsentrasi hormon estradiol 17β terhadap hasil pemeriksaan menggunakan USG pada sapi induk Brahman Cross dengan konsentrasi tertinggi 5,765 ng/mL dan konsentrasi hormon terendah 0,41 ng/mL.