Substitusi Jagung dengan Bungkil Inti Sawit Tanpa dan dengan Penambahan Enzim Mannanase terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging

Main Author: Fadilla, Sarah Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183211/1/Sarah%20Nur%20Fadilla.pdf
http://repository.ub.ac.id/183211/
Daftar Isi:
  • Pakan merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh dan memiliki peran penting dalam menentukan tinggi atau rendahnya produksi ternak. Industri peternakan unggas, pakan merupakan komponen produksi yang memerlukan biaya terbesar, mencapai 70%. Pakan yang digunakan dalam suatu usaha peternakan selama ini adalah pakan komersil olahan pabrik yang cukup mahal harganya, hal ini dikarenakan penggunaan bahan pakan ternak berupa jagung sebagai sumber energi utama. Pemanfaatan sumber daya lokal perlu dilakukan untuk dapat menekan biaya pakan, salah satunya dengan pemanfaatan limbah limbah agroindustri salah satunya yaitu Bungkil Inti Sawit (BIS). BIS dapat digunakan untuk pakan ternak sebagai sumber energi. Penggunaan BIS untuk pakan unggas terbatas karena tingginya kadar serat kasar, termasuk hemiselulosa (mannannn dan galaktomannannn), serta rendahnya kadar dan kecernaan asam amino. Kendala tersebut dapat diatasi salah satunya metodenya dengan pemberian penambahan enzim mannannnase. Enzim mannannnase akan mendegradasi mannann menjadi manosa maupun mannooligosakarida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan BIS sebagai alternatif bahan pakan substitusi jagung dengan penambahan enzim mannanase terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 April - 25 Mei 2019 di Laboratorium Lapang Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang berlokasi di Desa Sumbesekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 240 ekor DOC. Metode yang digunakan adalah percobaan feeding trial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 3 perlakuan dan dengan 10 ulangan, yang setiap ulangan berisi 8 ekor ayam pedaging. Pakan yang digunakan terdiri dari campuran jagung, konsentrat, bekatul. Perlakuan adalah P0 (pakan kontrol), P1 (substitusi 25% jagung dengan BIS), P2 (substitusi 25% jagung dengan BIS dan penambahan 1% enzim mannannnase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan dan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobot badan dan IOFC, tetapi memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan ayam pedaging. Rataan konsumsi pakan selama penelitian berurutan dari yang tertinggi yaitu P2 (2784,86±114,04), P1 (2643,33±185,60) dan P0 (2484,72±118,54). Rataan pertambahan bobot badan selama penelitian berurutan dari yang tertinggi yaitu P2 (1637,99±106,70), P1 (1622,90±77,03) dan P0 (1535,93±94,80). Rataan konversi pakan berurutan dari yang tertinggi yaitu P2 (1,71±0,14), P1(1,63±0,11) dan P0 (1,62±0,07). Rataan IOFC berurutan dari yang tertinggi yaitu P1 (17.266,85±1316,46), P2 (16.181,78±2173,05) dan P0 (14.968,48±1349,62). Perlakuan terbaik adalah substitusi 25% jagung dengan BIS tanpa penambahan enzim mannannnase terhadap penampilan produksi ayam pedaging, sehingga disarankan perlu adanya pengolahan terlebih dahulu pada BIS sebelum digunakan sebagai bahan pakan alternatif substitusi jagung sebelum dilakukan penambahan enzim mannanase sehingga enzim dapat bekerja optimal.