Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Habitat Bertelur Penyu Lekang Di Konservasi Penyu Kurma Asih Kabupaten Jembrana Bali
Main Author: | Rachman, Muhammad Faisal |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/183145/7/Laporan_Skripsi_Muhammad%20Faisal%20Rachman_165080200111044%20-%20MUHAMMAD%20FAISAL%20RACHMAN%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/183145/ |
Daftar Isi:
- Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) merupakan penyu bersifat karnivora yang memangsa ikan, ubur-ubur, cumi-cumi dan kerang. Pantai pada Kabupaten Jembrana Bali merupakan salah satu pantai habitat peneluran penyu lekang di Indonesia. Namun belakangan ini, akibat beberapa faktor, terjadi perubahan lingkungan yang mengganggu kondisi habitat peneluran penyu. Kondisi pantai yang tidak baik dapat menyebabkan populasi penyu menurun drastis. Penyu Lekang dinyatakan dalam Red Data Book International Union for Conservation Nature and Natural Resources (IUCN) sebagai kategori vulnerable, yang artinya penyu tersebut terancam punah dikarenakan beberapa faktor dan salah satunya ialah kerusakan habitat peneluran penyu. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian penyu adalah dengan kegiatan konservasi penyu. Informasi habitat bertelur penyu dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian habitat bertelur penyu, sehingga pelaku konservasi dapat mengambil tindakan selanjutnya seperti memperbaiki lingkungan sekitar dan menjaganya agar tetap baik, selain itu informasi habitat bertelur penyu juga dapat memudahkan pelaku konservasi untuk menyelamatkan telur tersebut dari berbagai faktor eksternal. Habitat bertelur penyu dapat diketahui sebelumnya dengan melihat beberapa paramater yang bisa didapatkan dengan memanfaatkan tekhnologi penginderaan jarak jauh. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini ialah suhu permukaan lahan, tata guna lahan dan kemiringan pantai. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah untuk menganalisa pengaruh parameter lingkungan terhadap kesesuaian habitat bertelur penyu lekang dan memetakan lokasi yang sesuai untuk habitat penyu lekang bertelur di Pantai Perancak, Kurma Asih, Bali. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode yang digunakan adalah metode survei, wawancara dan observasi, dengan menggunakan data primer yaitu berupa data sampel titik sarang bertelur penyu lekang dan data sekunder berupa data Digital Elevation Model (DEM) 2020 yang berasal dari web http://tides.big.go.id/DEMNAS/DEMNAS.php, serta data citra satelit Landsat 8 selama 12 bulan (Maret 2019 sampai Februari 2020) yang berasal dari https://earthexplorer.usgs.gov/. Pada penelitian ini menggunakan beberapa software pengolahan data citra satelit dan sistem informasi geografis (SIG) untuk mengolah data citra satelit. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial untuk melihat hasil kesesuaian habitat bertelur penyu, dan uji akurasi dilakukan untuk mengetahui dan menunjukkan bahwa metode yang digunakan sesuai dengan data sebaran sarang penyu di lapang. Berdasarkan hasil analisis citra DEM dan satelit Landsat 8 didapatkan peta kemiringan pantai, suhu permukaan lahan dan tata guna lahan. Kondisi kemiringan pantai Jembrana Bali masuk kedalam kelas kemiringan agak landai dengan persentase sebesar 42% dari seluruh lokasi penelitian. Kondisi suhu permukaan lahan tahunan Jembrana Bali berkisar 25–31oC. Tata guna lahan pada Jembrana Bali yang dominan teridentifikasi sebagai vegetasi kerapatan tinggi maupun sedang dengan luas persentase sebesar 31% pada masing-masing kelas. Hasil yang didapat pada peta kesesuaian lahan habitat bertelur penyu lekang Jembrana Bali masuk dalam kategori kesesuaian cukup sesuai karena dari hasil rata-rata persentase selama satu tahun memiliki persentase terbesar yaitu 43%. Hasil dari uji akurasi peta kesesuaian lahan terhadap titik sarang penyu lekang bertelur, menunjukan hasil yang akurat karena memiliki tingkat keakuratan 87%. Kesimpulan yang didapat pertama ialah dari ketiga parameter yang diteliti, tata guna lahan diikuti kemiringan pantai merupakan parameter yang paling berpengaruh pada kesesuaian habitat bertelur penyu lekang di Kabupaten Jembrana Bali. Kedua kesesuaian lahan habitat bertelur penyu lekang termasuk kedalam kategori cukup sesuai dengan persentase luas sebesar 43% dari total luasan lokasi kajian.