Regulasi Tegangan Keluaran Boost Converter Menggunakan SMC Dengan Sliding Surface Daya

Main Author: Wedangga, Gede Teguh Adi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183107/
Daftar Isi:
  • Revolusi industri yang semakin fleksibel dan semakin modern menyebabkan banyaknya penggunaan catu daya DC yang membutuhkan suatu konverter daya. Boost converter adalah salah satu konverter daya yang banyak digunakan dan berfungsi untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan DC yang lebih besar. Boost converter bekerja dengan memanfaatkan switching dari saklar semi konduktor. Sehingga boost converter memiliki 2 mode kerja, yaitu ketika switch on dan switch off. Namun tegangan keluaran yang dihasilkan oleh boost converter memiliki beberapa kekurangan seperti adanya lonjakan pada awal tegangan keluaran dan juga osilasi. Oleh karena itu digunakanlah pengendali pada boost converter untuk memperbaiki tegangan keluaran boost converter. Pada penelitian ini dilakukan pengendalian boost converter menggunakan SMC dengan sliding surface berdasarkan daya dan juga PID dengan metode Tyreus-Luyben. Alasan menggunakan sliding surface daya karena bentuk persamaan ini dapat memberikan pasokan daya konstan ke beban dan menjaga tegangan keluaran sesuai referensi, yang berguna dalam penerapan sistem DC-microgrid dalam sebuah pulau. Sedangkan penggunaan metode Tyreus-Luyben dalam proses penentuan parameter PID, karena metode TyreusLuyben memiliki respon transien yang baik. Berdasarkan analisa penelitian tegangan keluaran SMC dan PID dapat memperbaiki tegangan keluaran boost converter. Pengendali PID dan SMC dapat menghilangkan lonjakan pada awal tegangan dan juga dapat memperbaiki tegangan keluaran ketika terjadi perubahan parameter pada boost converter. Sedangkan berdasarkan waktu pemulihan dan juga deviasi tegangan, SMC memiliki nilai terkecil pada saat parameter tegangan sumber, tegangan referensi, dan perubahan tegangan sumber dan beban dirubah bersamaan yang menyebabkan pengendali SMC memiliki kinerja terbaik pada perubahan parameter tersebut. Sedangkan pengendali PID memiliki nilai paling kecil pada saat perubahan nilai beban, yang menyebabkan pegendali PID memiliki kinerja terbaik pada perubahan nilai beban.