Analisis Pemenuhan Standar Penulangan Balok Pada Gedung Laboratorium Kebencanaan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Main Author: | David, - |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/183077/ |
Daftar Isi:
- Pembangunan suatu proyek tidak selalu berjalan mulus tetapi akan ada rintangan dan masalah yang harus dihadapi oleh kontraktor. Peran kontraktor adalah harus melaksanakan pembangunan sesuai dengan gambar rencana yang telah dibuat oleh perencana sebelumnya sehingga diharapkan proyek yang dibangun sesuai dengan dengan apa yang direncanakan. Apabila di dalam fase pembangunan terdapat halangan sehingga harus merubah dari yang sudah direncanakan maka sudah menjadi kewajiban kontraktor dalam membuat gambar struktur yang berisikan seluruh informasi pembangunan yang dilaksanakan yang dinamakan as-built drawing. Oleh karena itu, untuk mengevaluasi gedung yang telah dibangun dapat dilakukan dengan menganalisis as-built drawing khususnya pada struktur balok. Dengan dilakukan analisis ini diharapkan dapat melihat kelengkapan informasi pada as-built drawing, menghitung persentase balok pada gedung tersebut yang memenuhi syarat dan melihat kekuatan yang dimiliki gedung tersebut. Untuk melakukan analisis as-built drawing balok khususnya pada Gedung Laboratorium Kebencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya dapat dilakukan dengan komparasi detail penulangan pada balok yang ada pada as-built drawing dengan peraturan SNI 03-6816-2002 tentang Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton dan SNI 2847:2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung yang dimana dari setiap peraturan tersebut hanya diambil untuk balok. Dari peraturan tersebut dapat diambil beberapa obyek analisis antara lain rasio penulangan, panjang penyaluran, sambungan lewatan, bengkokan dan kait tulangan balok, serta jarak antar sengkang balok yang terpasang. Setelah semua balok pada gedung tersebut dianalisis sesuai obyek – obyek yang telah disebutkan maka dapat dihitung persentase balok tiap lantai yang memenuhi standar dan menyimpulkan kekuatan gedung tersebut. Kesimpulan dari analisis ini menunjukkan bahwa tidak semua balok dapat dianalisis dikarenakan adanya informasi yang tidak tercantum pada as-built drawing seperti mutu besi yang dipakai/fy. Obyek – obyek pada balok yang dapat dianalisis tersebut tidak ada yang sempurna memenuhi standar hal ini dibuktikan dari nilai persentase balok yang memenuhi standar masih dibawah 100%. Maka dapat disarankan agar kontraktor lebih memahami terhadap peraturan mengenai detail penulangan.