Profil Hemosit Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Untuk Menduga Kualitas Perairan Tambak Di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur

Main Author: Navianda, Meidita Ajeng
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183001/1/Meidita%20Ajeng%20Navianda_Skripsi%20%281%29%20%281%29%20-%20Meidita%20Ajeng%20Navianda.pdf
http://repository.ub.ac.id/183001/
Daftar Isi:
  • Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara umum tambak biasanya dikaitkan langsung dengan pemeliharaan udang vaname. Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi berorientasi eksport. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kualitas air pada tambak Kabupaten Probolinggo, menganalisis hemosit seperti Total Haemocyte Count (THC) dan Differential Haemocyte Count (DHC) pada Udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey yang dilakukan di 3 stasiun, yakni stasiun 1 (Tambak intensif PT. Tiwandi Sempana), Stasiun 2 (Tambak Intensif CV. Hidayah Vaname), dan Stasiun 3 (Tambak Semi Intensif Farm Fery). Setiap stasiun terdiri dari 3 titik dan setiap titiknya diambil sebanyak 3 udang. Udang vaname merupakan udang introduksi yang berasal dari Pantai Pasifik Barat Amerika Latin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air yang meliputi suhu, salinitas, pH, DO, BOD, dan amonia pada stasiun 1 dan stasiun 3 masih berada dalam batas normal berdasarkan Permen KP No 75 Tahun 2016. Sedangkan, parameter kualitas air BOD dan pH pada stasiun 2 melebihi batas normal berdasarkan Permen KP No 75 Tahun 2016. Total Haemocyte Count (THC) yang diamati pada ketiga stasiun berada di bawah kisaran normal atau rendah dengan jumlah terendah sebesar 36,44 × 104 sel/ml dan tertinggi sebesar 49,00 × 104 sel/ml. Hasil pengamatan sel granulosit yang diamati pada ketiga stasiun cenderung tinggi, jumlah sel granulosit terendah sebesar 28,50 % dan tertinggi sebesar 51,22 %. Hasil pengamatan sel semi granulosit yang diamati pada ketiga stasiun cenderung normal nilai terendah sebesar 17,54 % dan tertinggi sebesar 22,19 %. Hasil pengamatan sel hyalinosit yang diamati pada ketiga stasiun berada di bawah kisaran normal, jumlah sel hyalinosit terendah sebesar 29,80 % dan tertinggi sebesar 53,07 %. Hasil uji CCA dapat disimpulkan yaitu jumlah sel THC dipengaruhi oleh nilai amonia dan salinitas yg tinggi, suhu, pH, dan BOD yang sedang, DO yang rendah. Jumlah sel granulosit dipengaruhi oleh nilai DO, suhu dan pH yang tinggi, salinitas yang sedang, BOD dan amonia yang rendah. Jumlah sel semi granulosit dipengaruhi oleh nilai salinitas, pH dan suhu yang sedang sampi tinggi, DO yang sedang, BOD dan amonia yang rendah. Jumlah sel hyalinosit dipengaruhi oleh nilai BOD dan DO yang tinggi, amonia yang sedang, pH, suhu, dan salinitas yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan kondisi hemosit pada udang vaname kurang baik oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan lebih lanjut secara rutin terhadap kualitas air yang mengindikasikan adanya perubahan pada THC dan DHC udang vaname.