Analisis Thermal Comfort pada Penumpang MRT Jakarta dengan Metode Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted Percentage of Disappointment (PPD)
Main Author: | Pinilih, Anggitha Ariijhayutyas |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182972/ |
Daftar Isi:
- Jumlah kendaraan bermotor yang tinggi di jalanan Jakarta menciptakan munculnya berbagai masalah dan sebagai solusinya, pemerintah menciptakan angkutan umum baru yaitu MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta. Sebuah sistem yang baru tentunya membutuhkan studi kelayakan dan salah satu yang harus ditinjau lebih lanjut dari sistem MRT Jakarta adalah mengenai kenyamanan thermal pada MRT Jakarta. Pengukuran data existing menunjukkan adanya perbedaan hingga 13,5oC antara temperature kota Jakarta dengan temperature di dalam stasiun maupun kereta MRT Jakarta. Selain itu, survey awal pada Stasiun MRT Fatmawati, Stasiun MRT Dukuh Atas, dan kereta MRT Jakarta menunjukkan nilai Predicted Percentage of Disappointment (PPD) lebih dari 10% yang berarti penumpang merasa tidak nyaman dengan kondisi termal di lingkungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan berdasarkan nilai PMV dan PPD yang dirasakan pengguna MRT Jakarta pada Stasiun MRT Fatmawati, Dukuh Atas, dan kereta MRT Jakarta, serta rekomendasi perbaikannya. Stasiun MRT Fatmawati dipilih karena merupakan stasiun layang tertinggi di Jakarta dan Stasiun Dukuh Atas merupakan satusatunya stasiun underground yang memiliki tiga lantai. Nilai PMV mengindikasikan sensasi dingin dan panas yang dirasakan manusia pada skala -3 sampai +3 dan didapatkan dari perhitungan dengan variabel input berupa tingkat metabolik, insulasi pakaian, suhu lingkungan, kecepatan udara, dan kelembaban relatif udara. Nilai PPD menggambarkan persentase orang yang tidak puas secara termal dan merupakan penurunan dari nilai PMV. Suhu dikatakan nyaman ketika persentase PPD tidak lebih dari 10%. Pengambilan data dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari. Objek penelitian dipilih berbeda agar dapat diketahui keadaan dan kebutuhan dari masing-masing objek. Pengambilan data pada Stasiun Dukuh Atas dilakukan pada 5 titik, pada Stasiun Fatmawati berjumlah 4 titik, dan pada kereta MRT Jakarta berjumlah 6 titik. Hasil menunjukkan bahwa nilai PMV tertinggi pada Stasiun Dukuh Atas dirasakan oleh penumpang dengan baju kantor pada titik 1 pada siang hari dengan nilai PMV 2,53 dan PPD 94,13% yang menunjukkan bahwa sensasi termal yang dirasakan adalah hot dan penumpang berpotensi mengalami strong heat stress. Nilai tertinggi pada Stasiun Fatmawati dirasakan oleh penumpang dengan baju kantor pada titik 4 pada siang hari dengan nilai PMV 2,75 dan PPD 97,34% yang berarti sensasi termal yang dirasakan penumpang adalah hot dan berpotensi mengalami strong heat stress. Nilai tertinggi di dalam kereta MRT Jakarta dirasakan oleh penumpang dengan baju kasual pada titik 3 pada sore hari dengan nilai PMV -2,66 dan PPD 96,30% yang berarti sensasi termal yang dirasakan penumpang adalah cool dan berpotensi mengalami moderate cold stress. Rekomendasi perbaikan diberikan secara berbeda pada tiap objek karena adanya kebutuhan yang berbeda pada tiap objek. Rekomendasi perbaikan pada Stasiun Dukuh Atas yaitu dengan menetralkan nilai PMV dengan cara menurunkan air temperature pada pintu masuk pada rentang 22oC hingga 24oC dan penambahan tanaman berupa kanopi tumbuhan dengan jenis tajuk bulat atau tajuk bulat terbuka seperti pohon ketapang. Rekomendasi perbaikan pada Stasiun Fatmawati yaitu penggunaan air conditioning (perubahan stasiun menjadi semi tertutup), penambahan tanaman hias di sekitar peron, dan modifikasi material atap stasiun.xiv Rekomendasi perbaikan pada kereta MRT Jakarta yaitu penaikan suhu AC menjadi 25oC, penambahan gorden pada jendela, serta penyebaran penumpang pada gerbong secara merata.