Hubungan Kemiskinan dan Indeks Desa Membangun di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang
Main Author: | Fasya, Muhammad Najih |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182888/ |
Daftar Isi:
- Kemiskinan merupakan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Apabila pengeluaran perkapita per bulan berada dibawah garis kemiskinan maka dapat dikaterogikan miskin. Melalui pendekatan tersebut, dapat dihitung Poverty Gap Index (P1) yaitu ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Persoalan kemiskinan masih menjadi permasalahan yang dominan di Desa. Oleh karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi membuat Buku Indeks Desa Membangun yang merupakan Indeks Komposit dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi Desa. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Jabung yang menduduki posisi nomor satu persentase penduduk miskin tertinggi se-Kabupaten Malang menurut BPS tahun 2016 dan 2017. Tujuan dari penelitan adalah mengetahui keterkaitan antara tingkat kemiskinan dengan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional karena mencari ada tidaknya dan tingkat hubungan antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam menentukan responden wawancara dan kuesioner. Sekretaris/perangkat desa (kepala urusan) dipilih sebagai respoden kuesioner karena paling mengetahui desa dan memegang data-data yang mendukung penelitian. Sedangkan responden wawancara yang akan diambil di Kecamatan Jabung dengan unit analisis adalah desa miskin yang mengambil sampel KK miskin (memiliki sifat tidak homogen). Selanjutnya Perhitungan teknis Indeks Desa Membangun berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM) sehingga akan muncul klasifikasi atau status desa untuk menilai kemajuan desa. Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian dari analisis tingkat kemiskinan dan perhitungan indeks desa membangun dengan tipe data rasio serta interval. Sesuai dengan tipe data tersebut, maka penelitian ini menggunakan analisis Korelasi Product Moment (Pearson). Hasil dari penelitian ini adalah Kecamatan Jabung memiliki Poverty Gap Index (P1)/Indeks Kedalaman Kemiskinan dengan nilai 0,000358 dan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan sejumlah Rp. 318.903,-. Berdasarkan hasil perhitungan indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi dan indeks ketahanan lingkungan, maka dihasilkan indeks desa membangun Kecamatan Jabung memiliki nilai 0,6588 dan termasuk ke dalam klasifikasi berkembang. Selanjutnya diperoleh nilai koefisien korelasi adalah -0,463 atau disebut dengan korelasi negatif, sehingga terdapat hubungan yang sedang/cukup kuat antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung. Korelasi negatif berarti hubungan antara dua variabel berbanding terbalik. Semakin tinggi tingkat kemiskinan, maka tingkat indeks desaii membangun akan semakin maju. Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung. Namun bukan berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung. Saran untuk penelitian terbagi menjadi saran akademisi dan saran untuk pemerintah. Saran akademisi antara lain adalah penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih kompleks khususnya dalam hubungan tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun. Penelitian selanjutnya dapat melalui pendekatan yang berbeda dan lebih kompleks dalam mengukur tingkat kemiskinan, lalu dikaitkan dengan perkembangan desa atau Indeks Desa Membangun. Selain menggunakan metode yang berbeda, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menghubungkan antara kemiskinan dengan karakteristik penduduk miskin. Sedangkan saran bagi pemerintah antara lain memberikan perhatian kepada Desa Berkembang karena berpotensi menjadi Desa Maju, dan meninjau hasil skoring indeks desa membangun untuk mengembangkan kemajuan desa sesuai dengan hasil penelitian.