Korelasi Bobot Badan Induk Kambing Kaligesing Terhadap Jumlah Anak Sekelahiran

Main Author: Megawati, Bunga Maharani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/182706/
Daftar Isi:
  • Kambing Peranakan Etawa (PE) memiliki tempat tersendiri dikalangan peternak. Perkembangan dan minat dari peternak dalam membudidayakan kambing etawa meningkat pesat dari tahun ke tahun. Menurut produk yang dihasilkan, kambing PE dikelompokkan menjadi 4 yaitu penghasil daging (tipe pedaging), penghasil susu (tipe perah), penghasil bulu (tipe bulu/mohair/cashmere), dan penghasil daging dan susu. beberapa karakter penting dari kambing PE antara lain, bentuk muka cembung, telinga relatif panjang (18-30 cm) dan terkulai. Jantan dan betina bertanduk pendek. Warna bulu bervariasi dari kream sampai hitam. Bulu pada bagian paha belakang, leher dan pundak lebih tebal dan lebih panjang dibanding dengan bagian lainnya. Warna putih dengan belang hitam atau belang coklat cukup dominan. Tinggi badan untuk jantan 70-100 cm, dengan berat badan dewasa mencapai 40-80 kg untuk jantan dan 30-50 kg untuk betina. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang dimula pada bulan 9 September sampai 10 Oktober 2019. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh dari bobot badan induk kambing Kaligesing terhadap jumlah anak sekelahiran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk memperbaiki manajemen pemeliharaan kambing Kaligesing. Jumlah ternak yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 332 ekor induk kambing ras Kaligesing yang dipisahkan menjadi beberapa paritas yaitu paritas 1, 2, 3 dan 4. Metode yang digunakan adalah survei langsung. Sampel yang digunakan yaitu bobot badan induk kambing ras Kaligesing, litter size, dan bobot lahir. Pengambilan data dilakukan dengan cara penimbangan langsung. Variabel penelitian yang diamati adalah bobot badan induk kambing ras Kaligesing, litter size dan bobot lahir pada setiap paritasnya. Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode korelasi, uji t koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 4 paritas di Kecamatan Kaligesing yang digunakan menjadi data penelitian untuk bobot badan induk dan memiliki hasil yaitu paritas 1 memiliki hasil rataan dan standar deviasi 44,81±4,94 kg; paritas 2 memiliki hasil rataan dan standar deviasi 44,86±3,24 kg; paritas 3 memiliki hasil rataan dan standar deviasi 47,68±4,69 kg; paritas 4 memiliki hasil rataan dan standar deviasi 51,45±6,33 kg. Hasil rataan dan stadar deviasi pada litter size paritas 1 1,37±0,49 ekor; pada paritas 2 memiliki hasil rataan dan standar deviasi 1,48±0,56 ekor; pada paritas 3 memiliki hasil rataan dan standar deviasi 3,04±0,70 ekor; pada paritas 4 memilik standar deviasi 1,47±0,72 ekor. Hasil rataan bobot lahir pada paritas 1 2,40±0,33 kg; hasil rataan pada paritas 2 yaitu 2,74±0,42 kg; hasil rataan pada paritas 3 yaitu 2,78±0,39 kg; hasil rataan pada paritas 4 yaitu 2,65±0,35 kg. Hasil analisis korelasi antara bobot badan induk dengan litter size memiliki nilai korelasi ±0,19 dengan koefisien determinasi 3,61%; pada paritas 2 yaitu ±0,12 dan nilai koefisien determinasi 1,44%; pada paritas 3 yaitu ±0,36 dengan nilai koefisien determinasi 12,96%; pada paritas 4 yaitu ±0,10 dengan nila koefisien determinasi 1,00%. Hasil analisis korelasi antara bobot badan induk dengan bobot lahir pada paritas 1 memiliki nilai korelasi ±0,10 dengan koefisien determinasi 1,00%; pada paritas 2 yaitu ±0,21 dengan nilai koefisien korelasi 4,41%; pada paritas 3 yaitu ±0,25 dengan nilai koefisien korelasi 6,25%; pada paritas 4 yaitu ±0,18 dengan koefisien determinasi 3,24%. Memiliki arti bahwa bobot badan induk memiliki pengaruh yang signifikan terhadapa litter size dan bobot lahir tetapi bukan menjadi faktor utama pada pengaruh litter size dan bobot lahir. Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi litter size dan bobot lahir seperti umur induk, tipe kelahiran, bobot badan, pengaruh pejantan, musim, tingkat nutrisi, keturunan, ukuran tubuh dan hormon. Rataan litter size pada kambing Kaligesing tertinggi yaitu pada paritas 3, sedangkan rataan bobot lahir pada kambing Kaligesing tertinggi pada paritas 3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bobot badan induk memiliki nilai korelasi yang positif terhadap litter size dan bobot lahir, yang berarti litter size dan bobot lahir cenderung naik seiring dengan bertambahnya nilai bobot badan induk. Saran yang dapat diberikan adalah peternak perlu melakukan seleksi calon induk kambing Kaligesing yang memiliki kualitas baik dan memiliki kemungkinan untuk beranak kembar dan memiliki bobot lahir yang tinggi.