Potensi Anti-Kanker Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma longa) pada Sel Line Kanker Payudara T47D Secara In vitro dan In silico
| Main Author: | Widyananda, M. Hermawan |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed |
| Terbitan: |
, 2020
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182618/ |
Daftar Isi:
- Kanker payudara merupakan tipe kanker yang paling sering diderita perempuan di Asia-Pasifik. Kunyit (Curcuma longa) memiliki potensi tinggi sebagai agen anti-kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sitotoksisitas, efek apoptosis, efek cell cycle arrest ekstrak etanol kunyit terhadap sel T47D dan menganalisis interaksi protein Akt1 dengan senyawa kurkumin yang ada dalam kunyit. Uji sitotoksisitas dilakukan menggunakan reagen WST. Uji apoptosis menggunakan annexin V-PI dan uji siklus sel menggunakan PI kemudian hasilnya dianalisis dengan flow cytometer. Docking antara Akt1 dengan kurkumin dilakukan menggunakan software Autodock 4.2. Simulasi dinamika molekuler dilakukan menggunakan software YASARA dalam waktu 20000 pikodetik, pH 7,4 dan suhu 37oC. Ekstrak etanol kunyit memiliki nilai IC50 sebesar 26,36 ± 1,55 μg/ml yang berarti memiliki sifat sitotoksik potensial. Ekstrak etanol kunyit dapat menginduksi apoptosis sel T47D pada pemberian dosis 2 dan 3. Ekstrak etanol kunyit dapat menginduksi cell cycle arrest sel T47D pada fase S dan G2/M. Kurkumin berinteraksi dengan Akt1 di ATP binding pocket dengan binding energy lebih rendah dibanding ATP. Interaksi kurkumin dengan Akt1 memiliki nilai RMSD backbone dan RMSD ligand movement yang lebih stabil dibanding dengan ATP sehingga kurkumin lebih stabil dibanding dengan ATP dalam berikatan dengan Akt1. Nilai RMSF juga menunjukkan residu asam amino yang berperan penting dalam pengikatan ligan dalam keadaan stabil. Ekstrak etanol kunyit memiliki potensi sebagai anti-kanker karena bersifat sitotoksik potensial, mampu menginduksi apoptosis, mampu menginduksi cell cycle arrest sel T47D, dan senyawa kurkumin dalam kunyit dapat menghambat aktivitas protein Akt1.