Pengaruh Kulit Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, Konversi Pakan dan Awal Bertelur pada Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Main Author: | Alvera, Reka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182546/ |
Daftar Isi:
- Burung puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah mengalami domestikasi. Burung puyuh sudah cukup lama dipelihara di Indonesia dan memiliki beberapa keunggulan diantaranya ialah pada usia 42 hari puyuh betina sudah dapat menghasilkan telur, dalam satu tahun puyuh dapat menghasilkan 250 hingga 300 butir telur, pemeliharaan puyuh tidak memerlukan lahan yang luas, bersifat lebih adaptif pada berbagai kondisi lingkungan (penyakit dan suhu), telur dan daging puyuh memiliki nilai gizi yang tinggi. Kulit buah naga merupakan limbah dari proses pembuatan sirup atau sari buah, jus, selai atau bahan makanan lainya. Kulit buah naga memiliki kandungan nutrien yang cukup baik yaitu protein 8,76%, serat kasar 25,09%, lemak 1,32%, energi metabolis 2887 kkal/kg, abu 17,95%, kalsium 1,75% dan fosfor 0,30%. Tingginya serat kasar dalam kulit buah naga merupakan kendala dalam pemanfaatan menjadi bahan pakan. Proses fermentasi diharapkan mampu memanfaatkan nutrisi pada kulit buah naga secara maksimal. Penelitian ini dilaksanakan secara berkelompok di peternakan burung puyuh milik Bapak Syamsul yang terletak di Dusun Bunder, Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada 24 Juli sampai 4 Oktober 2019. Analisis proksimat kandungan pakan perlakuan dan kulit buah naga terfermentasi dilakukan di Laboratorium Minat Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) terfermentasi dalam pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan awal bertelur pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica). Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi kepada peternak dan masyarakat tentang penggunaan kulit buah naga terfermentasi dalam pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan awal bertelur pada burung puyuh. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah burung puyuh betina jenis Coturnix coturnix japonica umur 14 hari sebanyak 120 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan sebanyak 4 dengan 6 kali ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan diisi 5 ekor burung puyuh. Perlakuan yang diberikan pada burung puyuh yaitu sebagai berikut: P0 (pakan basal tanpa penambahan kulit buah naga terfermentasi), P1 (pakan basal + 3% kulit buah naga terfermentasi), P2 (pakan basal + 5% kulit buah naga terfermentasi) dan P3 (pakan basal + 7% kulit buah naga terfermentasi). Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa antar perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan awal bertelur pada burung puyuh. Rataan tertinggi sampai terendah pada konsumsi pakan (g/ekor/minggu) yaitu P0 (124,22±0,46), P2 (123,83±0,58), P1 (123,00±1,18) dan P3 (122,84±1,42). Rataan PBB (g/ekor/minggu) dari tertinggi sampai terendah yaitu P2 (26,60±1,50), P3 (26,09±1,41), P1 (26,02±0,95) dan P0 (25,32±0,91). Rataan konversi pakan dari tertinggi sampai terendah yaitu P0 (4,91±0,18), P1 (4,73±0,22), P3 (4,72±0,28) dan P2 (4,67±0,26). Sedangkan rataan awal bertelur (hari) dari terlama sampai tercepat yaitu P1 (54±4,40), P0 (52±6,72), P3 (52±6,06) dan P2 (51±4,81). Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa penambahan kulit buah naga terfermentasi dalam pakan dengan persentase 3%, 5% dan 7% tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan awal bertelur pada burung puyuh. Dari hasil penelitian disarankan bahwa penggunaan khamir Saccharomyces cerevisiae untuk fermentasi kulit buah naga dengan kadar serat kasar yang tinggi tidak dianjurkan karena tidak dapat menurunkan kadar serat kasar.