Penampilan Fenotip Dan Pendugaan Nilai Heterosis Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Pada Generasi F1
Main Author: | Fajarwati, Tania |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182371/ |
Daftar Isi:
- Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman buah dari famili Cucucrbitace. Buah melon merupakan komoditas hortikultura yang telah banyak dikembangkan di Indonesia. Produksi melon pada tahun 2014 sampai tahun 2018 secara berurutan ialah sebesar 1,503,473; 1,378,788; 1,173,370; 1,186,914 kuintal per tahun. Ketersediaan benih melon hingga saat ini menjadi suatu kendala dalam produksi melon. Hampir semua benih yang ditanam oleh petani merupakan benih impor, sehingga perlu dilakukan produksi melon dalam negeri agar petani dapat dengan mudah mendapatkan benih melon dengan harga yang lebih murah dan memiliki karakter agronomi yang unggul. Upaya peningkatan hasil tanaman memerlukan kegiatan seperti merakit varietas baru. Perakitan varietas hibrida yang mempunyai karakter agronomi yang unggul dalam program pemuliaan tanaman adalah dengan menyilangkan dua tanaman yang memiliki karakter unggul. Dalam merakit varietas hibrida yang memiliki kualitas dan kuantitas karakter agronomi yang diinginkan, diperlukan adanya informasi mengenai nilai heterosis tanaman sebagi salah satu acuan untuk melihat keunggulan suatu hibrida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penampilan fenotip dan nilai heterosis tanaman F1 hasil persilangan beberapa varietas melon. Penelitian dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Kelurahan Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih buah melon varietas Madesta, varietas Melindo serta keturunan hasil persilangan F1 dari hasil persilangan varietas Melindo x Madesta. Bahan lain yang digunakan adalah polybag, label, ajir, pupuk NPK Mutiara, dan fungisida. Alat yang digunakan yaitu meteran, penggaris, timbangan, jangka sorong, kamera dan alat tulis. Pengamatan penampilan fenotip menggunakan panduan descriptor for melon dari IPGRI (2003) dan colour chart pantone. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan penampilan fenotip dan heterosis pada tanaman F1 hasil persilangan antara varietas dan dibandingkan dengan masing-masing tetua. Variabel yang diamati adalah karakter kuantitatif dan kualitatif. Karakter kuantitatif meliputi panjang tanaman, diameter batang, panjang dan lebar daun, umur mulai berbunga, umur mulai panen, berat buah, diameter buah, dan ketebalan daging buah, sedangkan pada karakter kualitatif diamati bentuk daun, warna daun, bentuk buah, distribusi net, dan warna warna daging buah. Data yang telah didapatkan pada pengamatan penampilan F1 dan tetua dianalisis menggunakan rumus impangan baku dan koefisien keragaman, sedangkan pada pengamatan heterosis data dianalisis menggunakan rumus Mid-Parent Heterosis dan High Parent Heterosis. Berdasarkan hasil pengamatan pada populasi F1 Me x Md terdapat perbedaan penampilan fenotip pada tanaman F1 pada karakter bentuk buah, distribusi net, dan intensitas net sedangkan pada bentuk daun tidak memiliki perbedaan. Koefisien keragaman pada populasi F1 Me x Md memiliki koefisien keragaman yang rendah. Pada pengamatan heterosis semua karakter tanaman yang diamati memiliki nilai heterosis negatif, sedangkan pada heterobeltiosis memiliki nilai negatif pada karakter panjang tanaman, diameter batang, lebar daun, umur mulai berbunga, umur mulai panen berat buah, diameter buah,panjang dan lebar buah, pada karakter tebal daging buah memiliki nilai heterobeltiosis positif.