Pertumbuhan Populasi Dan Perkembangan Corcyra cephalonica (Stainton) Pada Beras Merah
Main Author: | Wahyuningtyas, Dila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182312/ |
Daftar Isi:
- Beras merah merupakan salah satu jenis beras yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan semakin meningkat, khususnya pada masyarakat perkotaan yang sudah banyak mengonsumsi beras merah yang diketahui memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dan baik untuk kesehatan manusia dibandingkan beras putih. Proses penyimpanan beras merupakan tahap paling penting dalam kegiatan pascapanen. Salah satu hama yang menyerang komoditas beras di tempat penyimpanan adalah Corcyra cephalonica (Stainton) (Lepidoptera: Pyralidae). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan populasi dan perkembangan C. cephalonica pada berbagai persentase proporsi bentuk butiran beras merah yang berbeda. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan November 2019 hingga April 2020. Rerata suhu harian Laboratorium yaitu 27,3 oC dan kelembapan 72,2%. Penelitian ini terdiri dari 12 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali dengan masing-masing 100 g pakan per unit perlakuan. Proporsi bentuk butiran beras merah yang digunakan dalam perlakuan meliputi utuh 100%, patah 100%, tepung 100%, utuh 75% + patah 25%, utuh 50% + patah 50%, utuh 25% + patah 75%, utuh 75% + tepung 25%, utuh 50% + tepung 50%, utuh 25% + tepung 75%, patah 75% + tepung 25%, patah 50% + tepung 50%, dan patah 25% + tepung 75%. Penelitian pertumbuhan populasi dan perkembangan C. cephalonica, diatur menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pakan perlakuan kemudian dimasukkan dalam tabung polystrene (t=7 cm, d=8 cm), masing-masing perlakuan diinfestasikan sebanyak 100 butir telur C. cephalonica. Variabel pengamatan pertumbuhan meliputi jumlah larva, pupa, dan imago C. cephalonica. Pengamatan perkembangan dilakukan dengan mengambil 10 butir telur yang telah diletakkan oleh imago pertumbuhan pada hari yang sama. Telur tersebut masing-masing dimasukkan pada tabung kecil (d = 3 cm, t = 4 cm) dan diamati setiap hari sampai menetas menjadi larva. Setiap larva kemudian dipindahkan pada tabung kecil baru yang telah berisi pakan seberat 6 g sesuai dengan perlakuan penelitian. Variabel pengamatan perkembangan meliputi stadium telur, larva, pupa, praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, lama hidup imago jantan dan betina, fekunditas, dan fertilitas C. cephalonica. Hasil penelitian pertumbuhan populasi C. cephalonica menunjukkan bahwa proporsi bentuk butiran beras merah yang berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah larva, pupa, dan imago. Pertumbuhan populasi C. cephalonica lebih tinggi pada perlakuan proporsi bentuk butiran beras merah utuh 100 %, utuh 75 % + patah 25%, utuh 25% + patah 75% dibandingkan dengan perlakuan proporsi bentuk beras merah tepung 100% dan patah 75% + tepung 25%. Hasil dari pengamatan perkembangan C. cephalonica menunjukkan bahwa perlakuan proporsi bentuk beras merah yang berbeda berpengaruh nyata terhadap stadium larva, sebaliknya tidak berpengaruh nyata terhadap stadium telur, pupa, praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, lama hidup imago jantan dan betina, fekunditas, dan fertilitas C. cephalonica. Perkembangan C. cephalonica lebih cepat pada perlakuan proporsi bentuk butiran beras merah utuh 75% + patah 25% dibandingkan dengan perlakuan proporsi bentuk beras merah tepung 100%, utuh 25% + patah 75%, utuh 50% + tepung 50%, utuh 25% + tepung 75%, dan patah 50% + tepung 50%.