BIOEKOLOGI IKAN BADER (Barbonymus balleroides Val. 1842) DI ALIRAN SUNGAI BRANTAS DESA TAWANGREJO, KECAMATAN BINANGUN, KABUPATEN BLITAR
Main Author: | Kartiko, Cahyo |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182299/1/Cahyo%20Kartiko_165080100111010_MSP%20-%20CAHYO%20KARTIKO%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/182299/ |
Daftar Isi:
- Bader merupakan ikan endemik Sungai Brantas yang keberadaannya semakin sulit ditemukan terutama pada kawasan hulu sungai. Informasi mengenai bioekologi ikan bader di aliran Sungai Brantas belum tersedia. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakter ekologi ditinjau dari parameter kualitas air habitat ikan bader dan biologinya di aliran Sungai Brantas Desa Tawangrejo. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari-Februari 2020 sebanyak tiga kali ulangan dengan interval waktu dua minggu sekali. Penelitian berlokasikan di Omah Iwak Badher Bank. Titik sampling dibagi menjadi tiga stasiun. Sampel ikan diambil menggunakan teknik acak sederhana ditangkap menggunakan jala tebar meshsize 2.5 inch, sampel kualitas air menggunakan purposive sampling, dan sampel perifiton menggunakan metode sapuan pada substrat tanaman dengan luasan 5x5 cm2 di identifikasi menggunakan Lackley Drop Microtransect Counting Method. Hasil analisis menunjukan karakter ekologi setiap stasiun pengamatan tergolong baik meskipun terdapat parameter karbondioksida, amonia, dan ortofosfat melebihi kadar optimal. Struktur komunitas perifiton dalam keadaan seimbang dan ditemukan sebanyak 6 devisi 59 genus dengan kelimpahan tertinggi Devisi Bacillariophyta. Makrofita akuatik terdiri atas eceng gondok dan hidrila. Karakter biologi memiliki pola pertumbuhan ikan jantan W= 0.0173L2.9015 (R2= 0.9339, b<3) bersifat allometrik negatif; ikan betina W= 0.0107L3.0928 (R2= 0.8247, b>3) bersifat allometik positif. Faktor kondisi berkisar 1.00-1.01. TKG banyak dijumpai pada tahap IV. IKG tahap maturasi berkisar 3.39%-12.87%. Nisbah kelamin menyimpang dari 1:1. Hubungan aspek ekologi dan biologi menunjukkan parameter suhu, pH dan kelimpahan perfiton sebagai faktor utama mempengaruhi keadaan biologi ikan bader.