Pengaruh Waktu dan Suhu Ekstraksi pada Ekstraksi Pektin dari Kulit Jeruk Java Baby (Citrus sinensis)

Main Authors: Pamarta, Aditya Candra, Widagdo, Cahyo Sunu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/182124/
Daftar Isi:
  • Pektin merupakan polisakarida yang dapat ditemukan pada jaringan ekstraseluler dan intraseluler dari suatu tumbuhan. Senyawa ini merupakan polisakarida yang larut dalam air dan mengandung gugus metoksil. Pektin banyak diaplikasikan di industri karena memiliki kemampuan seperti: gelling, pengemulsi, dan mampu menstabilkan produk pangan jika dicampur dengan zat asam dalam kadar tertentu. Menurut Data statistik Kementerian Pertanian Republik Indonesia, kebutuhan pektin Indonesia cukup besar dengan jumlah sekitar 20000 kg/tahun. Oleh karena itu, produksi pektin seharusnya dapat dilakukan di Indonesia dengan didukung oleh sumber daya alam Indonesia yang beragam. Salah satu tumbuhan penghasil pektin adalah jeruk Java Baby. Ekstraksi pektin dari tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti waktu dan suhu ekstraksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu ekstraksi terhadap crude pektin yang dihasilkan, dan karakter spektrum IR crude pektin hasil ektraksi dari kulit jeruk Java Baby (Citrus sinensis) dibandingkan dengan karakter spektrum IR pektin komersial. Variabel yang digunakan adalah suhu ekstraksi (80°C, 85°C, 90°C) serta waktu ekstraksi selama (90 menit, 120 menit, 150 menit).Ekstraksi pektin dilakukan dengan metode refluks. Penelitian ini memakai kulit jeruk Java Baby (Citrus sinensis) sebagai bahan baku utama dengan massa 250 gram, pelarut berupa Asam Asetat 0,056 M, agen presipitat etanol teknis 96%, waktu pengeringan 24 jam, serta suhu pengeringan pektin 80°C . Ektraksi pektin dari kulit Jeruk Java Baby (Citrus sinensis) menghasilkan perbedaan waktu dan suhu ekstraksi antar variabel yang mempengaruhi nilai yield dan kadar metoksil dari pektin, dimana nilai yield dan kadar metoksil akan naik seiring dengan kenaikan suhu dan waktu ekstraksi. Pektin hasil ekstraksi tergolong sebagai low methoxyl pectin karena nilai kadar metoksilnya kurang dari 7%. Karakter spektrum FT-IR antara pektin hasil ekstraksi dengan pektin komersial memiliki kemiripan dikarenakan pada kedua pektin terdeteksi gugus fungsi yang sama pada daerah serapan gelombang inframerah standar alat.