Hubungan Antara Ukuran Tubuh Dan Body Condition Score Dengan Lingkar Ambing Pada Kambing Peranakan Etawa (Pe) Di Unit Pelaksana Teknis-Hijauan Makanan Ternak (Upt Pt-Hmt) Malang

Main Author: Lestari, Dwi Puji
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/182089/
Daftar Isi:
  • Karakteristik seekor kambing PE merupakan suatu gambaran dari kambing itu sendiri, dengan demikian tiap individu kambing PE dapat dibedakan dengan yang lainnya. Untuk mendapatkan gambaran sifat kuantitatif kambing PE perlu adanya penimbangan dan pengukuran ukuran-ukuran tubuh. Ukuran tubuh yang sering diamati adalah tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada dan dalam dada. Body Condition Score (BCS) merupakan metode untuk memberi nilai terhadap kondisi tubuh ternak baik secara visual maupun dengan perabaan timbunan lemak tubuh di bawah kulit sekitar tulang punggung, pinggul dan pangkal ekor. Lingkar ambing adalah salah satu organ tubuh yang biasa dijadikan acuan dalam menilai karakteristik ternak dan faktor utama yang menentukan banyak sedikitnya susu yang mampu dihasilkan. Selisih Lingkar Ambing dapat digunakan sebagai indikator meningkatkan produksi susu yang tinggi, dimana lingkar ambing yang besar menunjukkan bahwa produksi susu juga besar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara ukuran tubuh kambing PE (panjang badan, tinggi pundak, lingkar dada dan dalam dada) dan BCS dengan lingkar ambing pada kambing PE di UPT PT-HMT Malang.Penelitian ini dilaksanakan di UPT PT-HMT Singosari, Malang, Jawa Timur. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan dari bulan Februari sampai Maret 2020.Dalam penelitian ini menggunakan kambing PE betina berjumlah 81 ekor yang berumur lebih dari 1 tahun pendugaan umur ternak berdasarkan gigi seri permanenatau permanent incicivi (PI). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mistar ukur untuk mengukur ukuran tubuh kambing PE(tinggi pundak, panjang badan dan dalam dada), pita ukur untuk mengukur lingkar dada danlingkar ambing, penentuan nilai BCS dengan mengamati timbunan lemak. Setiap Kambing PE dan alat tulis serta kamera untuk dokumentasi.Data yang diperoleh diolah menurut prosedur analisis regresi linear sederhana, analisis korelasi. Hasil yang diperoleh adalah terdapat korelasi antara tinggi pundak dengan lingkar ambing dengan persamaan regresi Y = 6,33 + 0,24X dan koefisien korelasinya r = 0,16korelasi antara panjang badan dengan lingkar ambing dengan persamaan regresi Y = 15,89+0,11Xdan koefisien korelasinya r = 0,09korelasi antara lingkar dadadengan lingkar ambing dengan persamaan regresi Y = -7,12 + 0.38X dan koefisien korelasinya r = 0,35 korelasi antara dalam dada dengan lingkar ambing didapat persamaan regresi Y = 0,48 + 0,69X koefisien korelasi r = 0,25; korelasi antaraBCS dengan lingkar ambing dengan persamaan regresi Y = 23,65 + 0,25X serta koefisien korelasinya r = 0,04. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara ukuran tubuh dan BCS dengan lingkar ambing yang dihasilkan kambing PE di UPT PT-HMT Singosari, Kabupaten Malang menunjukkan korelasi yang tidak nyata pada tinggi pundak, panjang badan dan BCS. Sedangkan untuk dalam dada menunjukkan korelasi yang nyata dan sangat nyata untuk lingkar dada. Hasil analisis regresi berganda pada penelitian ini, diperoleh model regresi linier berganda yaitu Y = -5,557 + 0,06X1 -0,74X2 + 372X3 + 145X4 - 044X5 dan koefisien determinasi (R2) antara ukuran tubuh dan lingkar ambing kambing PE di UPT PT-HMT Singosari, Malang diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 13%. Hal ini menunjukkan bahwa lingkar ambing kambing PE betina dipengaruhi oleh ukuran tubuh sebanyak 13% sedangkan sisanya sebesar 87% dipengaruhi oleh faktor lain.