Analisis Motif Paradiplomasi Kerjasama Sister Province Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Indonesia Dengan Fujian Tiongkok Tahun 2014 – 2018

Main Author: Waluyo, Muhammad Yusril
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/182088/1/Muhammad%20Yusril%20Waluyo%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/182088/
Daftar Isi:
  • Beberapa tahun terakhir telah terlihat peningkatan keterlibatan pemerintah daerah dalam arena internasional, sebuah fenomena yang dikenal sebagai paradiplomasi. Muncul pembagian tanggung jawab antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hal ini diakibatkan adanya globalisasi dan kebangkitan rezim transnasional yang mengikis perbedaan antara urusan dalam negeri dengan luar negeri. Aktivitas pemerintah daerah berupa hubungan dengan aktor internasional melalui kerjasama teknis, ekonomi perdagangan, pengembangan bantuan asing, dan juga dalam banyak aspek termasuk kerjasama sister province. Jawa Tengah merupakan provinsi di Indonesia yang telah menjalin kerjasama sister province dengan Fujian Tiongkok. Kedekatan kedua provinsi ini sudah terjalin sejak penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pertama tahun 2003, namun belum diimplementasikan secara optimal. Melihat bahwa Tiongkok merupakan negara emerging power dengan produktivitas yang tinggi serta perekonomian yang tumbuh pesat, pemerintah Jawa Tengah berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan Fujian melalui pembentukan komite bersama dan melakukan pembaharuan MoU kedua pada kurun waktu 2014 – 2018. Pasalnya, dalam kurun waktu tersebut terlihat banyaknya implementasi program kerjasama diantara kedua provinsi. Hubungan kedua provinsi didukung dengan faktor yang menjadi persyaratan kerjasama sister. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan motivasi yang ingin dicapai pemerintah Jawa Tengah dengan menggunakan konsep motif paradiplomasi yang dikemukakan oleh Francisco Aldecoa dan Michael Keating. Dalam konsep ini menjelaskan bahwa terdapat tiga motif yaitu motif ekonomi, motif politik, dan motif budaya. Berdasarkan penelitian ini, pemerintah Jawa Tengah pada dasarnya ingin mencari investasi, pasar untuk penjualan produk dan juga peningkatan teknologi dengan melakukan proyeksi eksternal serta adanya pengaruh politik. Selain itu sejarah dimasa lampau dari para etnis hokkien menciptakan kesamaan identitas antar provinsi dan membuat hubungan terjalin dengan baik. Banyaknya akulturasi budaya dapat digunakan sebagai modalitas melakukan paradiplomasi dan promosi di level global. Dengan demikian dapat terjawab motivasi yang ingin dicapai pemerintah daerah ketika melakukan aktivitas paradiplomasi.