Pengaruh Substitusi Jagung Dengan Bungkil Inti Sawit Tanpa Dan Dengan Penambahan Enzim Mannanase Dalam Pakan Terhadap Energi Metabolis Dan Kecernaan Protein Ayam Pedaging
Main Author: | Sari, Diyah Ratna |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/182084/ |
Daftar Isi:
- Peningkatan perkembangan peduduk dari tahun ke tahun juga meningkatkan konsumsi produk-produk peternakan salah satunya daging ayam yang menjadi salah satu unggulan sumber protein hewani. Hal ini merupakan sebuah peluang untuk peternakan ayam dalam membangun usahanya. Dalam usaha peternakan, pakan merupakan salah satu aspek utama dari total biaya produksi yang mencapai 60 – 70 % dari total seluruh biaya dan faktor utama penentu keberhasilan dalam usaha peternakan ayam pedaging. Upaya dalam mengurangi biaya pakan adalah dengan memanfaatkan pakan alternatif yang ketersediaannya relatif banyak sepanjang tahun seperti bungkil inti sawit (BIS) sebagai limbah agroindustri yakni PKE (Palm Kernel Expeller) dan PKM (Palm Kernel Meal). Penggunaan BIS sampai saat ini belum optimal karena masih terdapat kendala yaitu tingginya kandungan serat kasar dan lignin sehingga sulit dicerna oleh ternak unggas. Upaya dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan menambahkan enzim mannanase. Enzim mannanase adalah enzim ekstraseluler yang mampu menghidrolisis molekul polisakarida manan menjadi manosa dan manooligosakarida. Enzim mannanase dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam pakan ternak (unggas dan sapi) sehingga meningkatkan nilai gizi dan konversi bahan pakan kaya manan seperti bungkil kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi jagung dengan PKE dan PKM tanpa dan dengan menggunakan enzim mannanase dalam pakan terhadap energi metabolis dan kecernaan protein kasar pada ayam pedaging. Penelitian ini dilaksanakan secara in vivo di Laboratorium lapang Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Pengamatan Gross Energy dan Protein Kasar dilaksanakan di Dinas Peternakan Blitar. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 26-28 Mei 2019. Metode dalam penelitian ini adalah percobaan pakan (feeding trial) dengan rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 perlakuan dan 4 ulangan dan menggunakan 24 ayam pedaging. P0=jagung tidak disubstitusi dengan bungkil inti sawit; P1=jagung disubstitusi dengan PKE 25%; P2= jagung disubstitusi dengan PKM 25%; P3= jagung disubstitusi dengan PKE 25%+1%enzim mannanase; P4= jagung disubstitusi dengan PKM 25%+1%enzim mannanase; P5= jagung disubstitusi dengan PKE 25%+0,5% enzim mannanase. Hasil pehitungan menunjukkan bahwa rataan nilai AME pada pakan ayam pedaging pada P0 sebesar (3191,64±96,09), P1 sebesar (2868,15±53,34P3), P2 sebesar (2849,04±92,69), P3 sebesar (3004,82±101,65), P4 sebesar (2843,42±48,72) dan P5 sebesar (2782,57±96,63). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rataan nilai AMEn pada pakan ayam pedaging pada P0 sebesar (3138,78±93,38), P1 sebesar (2816,27±52,53), P2 sebesar (2797,59±91,52), P3 sebesar (2953,31±99,23) P4 sebesar (2792,83±48,23) dan P5 sebesar(2732,52±95,40). Hasil pehitungan menunjukkan bahwa rataan nilai Kecernaan Protein Kasar pada pakan ayam pedaging pada P0 sebesar (60,55±4,59), P1 sebesar (59,43±1,12), P2 sebesar (58,94±1,68), P3 sebesar (59,01±2,78), P4 sebesar (57,94±0,72) dan P5 sebesar (57,33±1,79). Berdasarkan analisis ragam, bahwa substitusi jagung dengan bungkil inti sawit PKE dan PKM menggunakan serta tidak menggunakan enzim mannanase pada pakan ayam pedaging memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai AME dan AMEn, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap kecernaan protein ayam pedaging. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 25% jagung yang disubstitusi dengan PKE dan ditambah dengan 1% enzim mannanase dalam pakan ayam pedaging memiliki nilai AME dan AMEn yang lebih tinggi dibandingkan dengan pakan jagung yang disubstitusikan dengan 25% PKE dan PKM tanpa penambahan enzim mannanase.