Penambahan Tepung Daun Beluntas (Pluchea Dalam Pakan Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan, Dan Hen Day Production Pada Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)
Main Author: | Koko, Aling Yulinda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181907/ |
Daftar Isi:
- Burung puyuh merupakan salah satu komoditi unggas yang semakin popular di Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang berminat memelihara burung puyuh dan meningkatnya jumlah masyarakat yang mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan burung puyuh baik berupa telur maupun daging. Burung puyuh betina mulai bertelur umur 41 hari, puncak produksinya terjadi pada umur 5 bulan dengan presentase bertelur 76%. Umur 14 bulan produktivitas bertelur akan menurun, kemudian produktivitas burung puyuh akan berhenti bertelur setelah berumur 2,5 tahun 30 bulan. merupakan pengeluaran terbesar dalam manajemen pemeliharaan burung puyuh berkisar antara 60 – 70%. Salah satu cara untuk menekan biaya pakan adalah dengan menggunakan bahan pakan non konvensional ataupun dengan penambahan bahan pakan berupa feed suplemen. Beluntas (Pluchea indica Less) merupakan salah satu jenis tanaman Indonesia yang biasa digunakan sebagai tanaman pagar dan tanaman obat. Beluntas merupakan tanaman obat asli Indonesia yang daunnya dapat digunakan sebagai obat demam (diaforektikum), hal ini disebabkan beluntas mengandung amino (leusin, isoleusin ,triptofan, treonin), alkaloid, flavonida, minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, alumunium, kalsium, magnesium, fosfor, besi, vitamin A dan C. Penelitian dilaksanakan secara berkelompok selama 2 bulan 3 hari pada tanggal 14 September sampai dengan 16 November 2019 di kandang puyuh yang bertempat di jalan Saxophone Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Tepung daun beluntas dilakukan uji proksimat di Laboratorium Nutrisi Universitas Muhammadiah Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari penambahan tepung daun beluntas (Pluchea indica L.) terhadap konsumsi pakan, konversi pakan, dan Hen Day Production (HDP). Kegunaan dari penelitian ini untuk masyaarkat dan peternak khususnya peternak burung puyuh sebagai informasi dalam memanfaatkan tanaman beluntas sebagai pakan tambahan untuk menekan biaya pakan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah burung puyuh betina sebanyak 120 ekor dengan umur 14 hari yang didapat dari Kabupaten Tulungagung berjenis Coturnix coturnix japonica. Penelitian ini menggunakan metode percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan sebanyak 6 ulangan, sehingga terdapat 24unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdapat 5 ekor burung puyuh. Perlakuan yang diberikan yaitu: P0 (Pakan basal) P1 (Pakan basal + 2% tepung daun beluntas), P2 (Pakan basal + 4% tepung daun beluntas), P3 (Pakan basal + 6% tepung daun beluntas) Variabel yang diamati yaitu konsumsi pakan, konversi pakan, dan Hen Day Production (HDP). Data penelitian yang didapat dianalisa dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) apabila hasil yang didapat memiliki perbedaan pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun beluntas pada pakan burung puyuh memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, Konversi pakan, dan Hen Day Production (HDP). Hasil dari konsumsi pakan P0 (1024,4 ± 75,588), P1 (1022,6 ± 73,518), P2 (1010,8 ± 92,587), P3 (982,4 ± 87,814) untuk konversi pakan pada P0 sebesar (2,86 ± 0,2884), P1 (3,39 ± 0,853), P2 (2,82 ± 0,127), P3 (3,36 ± 0,616), dan untuk HDP sebesar P0 (87,043 ± 4,826), P1 (87,501 ± 11,672), P2 (89,192 ± 1,876), dan P3 (83,844 ± 6,889). Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan tepung daun beluntas pada pakan burung puyuh tidak memberikan pengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, konversi pakan, dan hen day production (HDP). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah penambahan yang berbeda.