Pengaruh Campuran Kompos Organik Dan Tanah Terhadap Panjang Cabang, Jumlah Daun, Panjang Daun Dan Lebar Daun Arachis Pintoi

Main Author: Irfanda, Owen Ega
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181769/
Daftar Isi:
  • Populasi kelinci setiap tahunnya mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2018 ternak kelinci mencapai 367.938 ekor di Provinsi Jawa timur. Peningkatan jumlah ternak kelinci di Indonesia sejalan dengan jumlah limbah feses kelinci yang dihasilkan. Peningkatam jumlah kelinci berbanding lurus dengan peningkatan feses yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dewi, dkk (2010) bahwa limbah yang dihasilkan sebanyak 5-10% dari bobot badan ternak itu sendiri. Menurut Kurniawan (2017) kelinci dewasa dengan berat badan 1 kg menghasilkan 28 gr feses per hari, apabila diasumsikan 1 ekor kelinci dewasa dengan berat 4 – 5 kg menghasilkan 110 gr feses setiap hari dan berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos dengan kandungan nitrogen 2,4 % (Utami, Sutaryo, dan Agung. 2019) Provinsi Jawa Timur khususnya kota Malang dikenal sebagai penghasil keripik buah nangka dengan jumlah produksi pada tahun 2017 di Jawa Timur sebanyak 35.638 ton (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2017). Produksi buahviii nangka ini berbanding lurus dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Buah nangka memiliki limbah yang nilainya mencapai 65-80% dari berat keseluruhannya meliputi kulit dan jerami nangka (Syam’un, A.A.I, dan Muhammad, A. 2010). Salah satu pemanfaatan limbah feses ternak dan limbah pengolahan keripik buah nangka menjadi kompos. Lama waktu yang dibutuhkan dalam pengomposan bergantung pada jenis dekomposernya. Dekomposer yang dapat mempercepat proses fermentasi kompos adalah kultur mikroba Azotobacter (MA- 11). Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian pada Arachis pintoi sehingga dapat mengetahui dosis terbaik penambahan kompos yang berbeda sebagai media tanam. Pemeraman kompos feses kelinci dan limbah nangka bertempat di lahan milik Bapak Eko di Jalan Tlogo Indah No.44 Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang selama 7 hari. Selanjutnya pengamatan media tanam dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober sampai 16 November 2019 di rooftop milik Bapak Eko di Jalan Tlogo Indah No.44 Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penampilan tanaman (panjang cabang, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun) pada Arachis pintoi berdasarkan persentase kompos dan tanah yang berbeda. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah kompos organik, feses kelinci, dan limbah nangka. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah P0 (100 % kompos), P1 (90 % kompos dan 10 % tanah), P2 (80 % kompos dan 20 % tanah), P3 (70 % kompos dan 30 % tanah), P4 (60 % kompos dan 40 % tanah), P5 (50 % kompos dan 50 % tanah). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 24ix unit percobaan dirata-rata untuk setiap ulangannya dan dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila diperoleh hasil berbeda nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) untuk mengetahui dosis terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kompos dan tanah mampu meningkatkan kualitas media tanam dan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap jumlah daun tanaman Arachis pintoi dengan P3 sebagai perlakuan terbaik Rataan masing masing perlakuan terhadap jumlah daun tanaman Arachis pintoi dari yang terendah yaitu: P5= 307,8± 2,32a , P4= 308,4± 1,91a , P0= 310,65± 2,77b , P1= 310,9± 1,41b , P2= 311,95± 3,18c , P3= 318,25± 3,72c. Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap panjang cabang, panjang daun, dan lebar daun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan kompos dengan penambahan tanah mampu meningkatkan kualitas media tanam, semakin rendah dosis kompos yang diberikan maka rataan pertumbuhan akan mengalami penurunan dan semakin tinggi dosis yang diberikan akan berpengaruh terhadap pH tanah dan menyebabkan pertumbuhan terhenti. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini adalah P3 yaitu panambahan kompos 70 % dan 30 % tanah. Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jumlah bunga, panjang akar dan analisis nutrisi tanaman