Penampilan Reproduksi Sapi Madura Berdasarkan Paritas Yang Berbeda Di Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang
Main Author: | Irul, Anna Septia Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181750/ |
Daftar Isi:
- Sapi Madura adalah sapi potong lokal asli Indonesia yang merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sapi Zebu (Bos indicus). Sapi Madura banyak dikembangkanbiakkan di daerah Jawa Timur, khususnya di Pulau Madura. Keunggulan Sapi Madura yang merupakan salah satu potensi besar untuk pengembangan adalah secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas di Indonesia dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak, memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kualitas pakan yang rendah, serta kebutuhan pakan yang lebih sedikit dibandingkan dengan sapi impor. Paritas adalah tahapan seekor induk ternak melahirkan anak. Paritas pertama adalah ternak betina yang telah melahirkan anak satu kali atau pertama dan untuk kelahiran berikutnya disebut paritas kedua dan seterusnya. Faktor genetik yang berpengaruh yaitu bangsa ternak, sedangkan faktor lingkungan antara lain pakan, iklim, ketinggian tempat, bobot badan, penyakit, kebuntingan dan jarak beranak, bulan laktasi. Penampilan reproduksi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pakan, genetik, manajemen dan umur ternak atau paritas ternak. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa Desa di wilayah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama satu bulan mulai dari tanggal 1 Oktober 2019 hingga 1 November 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penampilan reproduksi dari Sapi Madura berdasarkan paritas yang berbeda di Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang yang dilihat dari S/C, CR, DO, CI. Materi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekording reproduksi induk Sapi Madura, yang terdiri dari 3 kelompok paritas yaitu paritas 2, paritas 3 dan paritas 4 dengan jumlah sample 120 ekor. Masing-masing paritas diambil secara purposive sampling di Kabupaten Sampang. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penampilan reproduksi induk sapi Madura paritas 2, paritas 3 dan paritas 4 tidak berbeda nyata di Kecamatan Sakobana Kabupaten Sampang berdasarkan Service Per Conception, Conception Rate, Days Open, Calving Interval. Hasil S/Cp2 memiliki rataan 1,83±0,781, S/Cp3 memiliki rataan1,95±0,815, dan S/Cp4 memiliki rataan 1,82±1,82. Hasil CRp2 memiliki persentase 45%, lalu CRp3 memiliki persentase50%, dan CRp4 memiliki persentase 53%. Hasil dari DO p2 memiliki rataan 130,67±18.463,v DOp3 memiliki rataan 131,52±22,086, DOp4 memiliki rataan 124,43±18,214. Selanjutnya CIp2 memiliki hasil rataan 415,37±22,513, CIp3 memiliki hasil rataan 415,00±24,616, CIp4 memiliki hasil rataan 407,30±23,963. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa penampilan reproduksi induk sapi Madura paritas 2, paritas 3 dan paritas 4 tidak berbeda nyata di Kecamatan Sakobana Kabupaten Sampang berdasarkan Service Per Conception, Conception Rate, Days Open, Calving Interval