Perencanaan Strategi Efisiensi Rantai Nilai Pada Agroindustri Hasil Peternakan Ayam Ras Pedaging Menggunakan Metode Swot - Ahp (Studi Kasus: Peternakan Sumbersekar Pt Ciomas Adisatwa Unit Singosari, Kabupaten Malang)
Main Author: | Fauzan, Rakha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181544/7/RAKHA%20FAUZAN%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/181544/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah populasi ayam pedaging terbanyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017, populasi jumlah ayam pedaging di Kabupaten Malang setiap tahunnya selalu meningkat. Salah satu peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Malang adalah Peternakan Sumbersekar PT Ciomas Adisatwa (PTCA) Unit Singosari. Saat ini peternakan tersebut mengalami kendala yaitu fluktuasi harga daging ayam cenderung fluktuatif, sehingga menyebabkan rantai nilai ayam pedaging menjadi tidak efisien. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi efisiensi rantai nilai pada Peternakan Sumbersekar PTCA unit Singosari serta menentukan alternatif strategi, dan prioritas strategi efisiensi rantai nilai yang sesuai. Metode yang digunakan adalah analisis SWOT dan AHP. Responden penelitian ini ada 3 orang, meliputi 1 orang dari PTCA unit Singosari, 1 orang operator peternakan, 1 orang dari Disnakeswan Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang paling berpengaruh terhadap efisiensi dari segi kekuatan yaitu adanya dukungan dari perusahaan internal (pakan, vaksin, DOC, obat) dan perusahaan internal menjamin pemasaran dengan skor 0,42, dari segi kelemahan yaitu biaya operasional yang tinggi dengan skor 0,12. Faktor eksternal yang paling berpengaruh terhadap efisiensi dari segi peluang adalah daya beli terus meningkat dengan skor 0,39, sedangkan dari segi ancaman adalah penyakit dengan skor 0,09. Berdasarkan analisis SWOT didapatkan nilai IFE 2,879 dan EFE 2,51, sehingga strategi yang sesuai untuk diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Urutan prioritas alternatif strategi yaituviii melakukan efisiensi penggunaan sapronak (ST-5) 0,223, melakukan pengembangan produk (ST-8) 0,164, meningkatkan pengendalian dan pengawasan mutu produk (ST-6) 0,163, meningkatkan dan mempertahankan kualitas produk (ST-1) 0,109, meningkatkan kapasitas produksi (ST-3) 0,105, meningkatkan dan mempertahankan pangsa pasar (ST-2) 0,094, meningkatkan teknologi produksi (ST-4) 0,076, meningkatkan biosekuriti kandang (ST-7) 0,057