Analisis Komparatif Mutu Fisik Dan Sensoris Kertas Seni Berbahan Serat Sabut Pinang (Areca Catechu) Dan Produk Pasaran
Main Author: | A’yunin, Ika Kurrota |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181518/1/IKA%20KURROTA%20A%E2%80%99YUNIN%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/181518/ |
Daftar Isi:
- Di Indonesia tiap tahun produksi buah pinang meningkat. Saat ini, pemanfaatan pinang muda masih terbatas. Salah satu potensi pinang muda yaitu sabutnya. Sabut pinang mengandung selulosa yang tinggi, sehingga berpotensi sebagai bahan pembuat kertas seni. Salah satu inovasi kertas seni yaitu sebagai kertas undangan. Kertas seni serat sabut pinang adalah produk baru yang perlu perbaikan mutu. Saat ini, belum ada standar mutu kertas seni, sehingga perbandingan mutu kertas seni sabut pinang terhadap produk pasaran perlu dilakukan. Tujuan penelitian yaitu menganalisis perbedaan mutu fisik dan sensoris kertas seni serat pinang dan produk pasaran serta memberi alternatif perbaikan proses produksi. Uji perbandingan mutu fisik dan sensoris kertas seni menggunakan metode uji T independen dan U Mann Whitney. Jenis penelitian berupa kuantitatif dengan desain komparatif. Kertas seni merk Lanara Art & Paper dipilih sebagai kertas pembanding karena telah eksis di pasaran sejak 2008. Pengujian variabel fisik (gramatur, ketebalan, kuat tarik, ketahanan sobek dan daya serap) dilakukan pada 30 sampel tiap jenis kertas. Pengujian variabel sensoris (warna, tekstur dan kenampakan serat) melalui uji kesukaan oleh 30 panelis. Instrumen penelitian berupa kuisioner. Panelis terdiri dari karyawan percetakan dan konsumen undangan. Hasil uji perbandingan mutu fisik kertas seni serat sabut pinang dan Lanara Art Paper terdapat perbedaan signfikan (pvalue <0,05) untuk variabel gramatur, ketebalan, ketahanan sobek dan daya serap, sedangkan variabel kuat tarik kertas seni diketahui tidak beda signifikan (p-value>0,05). Hasil uji mutu sensoris kertas seni serat sabut pinang dan Lanara Art Paperviii tidak berbeda signifikan (p-value>0,05) untuk variabel warna, tekstur dan kenampakan serat. Kertas seni sabut pinang lebih unggul dari segi gramatur, ketebalan, ketahanan sobek dan daya serap air, tetapi kuat tarik lebih rendah dan perlu perbaikan. Kelebihan kertas seni sabut pinang yaitu nilai gramatur, ketebalan, ketahanan sobek lebih tinggi serta daya serap lebih rendah, tetapi kuat tarik lebih rendah. Hasil uji sensoris panelis lebih menyukai warna kertas seni pasaran dibanding kertas seni sabut pinang dengan skor 3,9. Panelis juga lebih menyukai tekstur produk pasaran dengan skor 3,63. Pada kenampakan serat, rata– rata skor kesukaan panelis terhadap kedua kertas sama yaitu 3,7. Perbaikan mutu kertas seni sabut pinang diperlukan terkait kuat tarik, warna, dan tekstur. Perbaikan dapat dilakukan melalui peningkatan intesitas kontrol suhu pemasakan dan bleaching. Penentuan intensitas waktu pengadukan saat bleaching dan pengecekan mata pisau alat penggiling serat. Perbaikan metode pencetakkan melalui cara pengepresan pada area datar.