Analisis Efektivitas Mesin Pada Stasiungilingan Dengan Metode Total Effective Equipment Performance (Teep)Untuk Menentukan Kebijakan Perawatan (Studi Kasus Pg Gempolkrep Mojokerto)
Main Author: | Asmawati, Dinda Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181511/7/DINDA%20PUTRI%20ASMAWATI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/181511/ |
Daftar Isi:
- Gula menjadi salah satu komoditas strategis, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok menjadi sumber kalori. Pemenuhan kebutuhan gula dilakukan oleh industri. Pabrik gula (PG) di Indonesia sebanyak 62 salah satunya PG Gempolkrep. Stasiun gilingan pada produksi gula berfungsi untuk mengeluarkan nira sebanyak mungkin dari tebu dan sangat berperan dalam produktivitas gula kristal. Stasiun gilingan pada perusahaan memiliki 5 gilingan, namun pada gilingan kelima sering mengalami kerusakan. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan pengukuran tingkat efektivitas pada stasiun gilingan. Pengukuran efektivitas mesin yang dapat diimplementasikan pada stasiun gilingan PG Gempolkrep yaitu metode Total Effective Equipment Performance (TEEP) yang dihitung dari utilization dengan Overall Equipment Effectiveness (OEE). Hasil dari perhitungan efektivitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan diukur dengan six big losses. Hasil pengukuran yang memiliki persentase tertinggi dilakukan analisis dengan Fault Tree Analysis (FTA). Hasil tersebut dijadikan dasar penentuan kebijakan perawatan pada stasiun gilingan PG Gempolkrep. Pengukuran efektivitas mesin menunjukan dalam kondisi baik yang dilihat dari nilai OEE tahun 2017 sebesar 95.74%, 2018 sebesar 93.54%, dan periode giling 1 tahun 2019 sebesar 95.78%. Hasil pengukuran efektivitas mesin stasiun gilingan dengan metode TEEP tahun 2017 sebesar 94.08%, 2018ix sebesar 91.40%, dan periode giling 1 tahun 2019 sebesar 99.6%. Walaupun nilai OEE dan TEEP memenuhi standar JIPM, beberapa periode masa giling yang tidak memenuhi standar disebabkan oleh faktor idling and minor stoppage dan reduce speed losses. Penentuan kebijakan perawatan dapat dilakukan dengan mengindentifikasi faktor dengan analisis FTA. Usulan kebijakan perawatan yaitu melakukan PMP (Preventive Maintenance Program) secara terjadwal agar dapat melakukan pencegahan kerusakan mesin dan corrective maintenance.