Optimasi Suhu Dan Waktu Ekstraksi Tanin Biji Pinang (Areca Catechu L.) Dengan Metode Maserasi Kinetik Terhadap Kualitas Senyawa Antioksidan

Main Author: Fadhillah, Muslikhatul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181423/1/MUSLIKHATUL%20FADHILLAH%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181423/
Daftar Isi:
  • Pinang sirih (Areca catechu L.) merupakan salah satu spesies pohon palem yang hanya tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Persebaran pinang di Indonesia cukup luas meliputi Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Produksi tanaman pinang Indonesia pada tahun 2017 menempati peringkat ketiga dunia setelah India dan Burma dengan jumlah 136,837 ton. Biji pinang mampu mengobati berbagai penyakit diantaranya diare, cacingan, dan penyakit kulit. Hal ini karena biji pinang memiliki berbagai metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid dan tanin. Kandungan antioksidan pada biji pinang dapat diperoleh dengan proses ekstraksi. Proses ekstraksi yang dilakukan menggunakan proses ekstraksi maserasi kinetik, yaitu proses ekstraksi dilakukan pengadukan dengan kecepatan konstan. Tujuan dari penelian ini adalah mencari suhu dan waktu ekstraksi optimal yang dapat menghasilkan rendemen bubuk pinang, kadar tanin, kadar air serta aktivitas antioksidan tertinggi sebagai sumber antioksidan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Response Surface Methodology (RSM). RSM merupakan sebuah teknik statistik dan matematik yang digunakan dalam pengembangan, perbaikan, dan optimasi proses dalam respon utama yang diakibatkan oleh beberapa variabeL. Penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu suhu dan waktu ekstraksi. Suhu yang digunakan yaitu 40 sampai 60 dengan waktu ekstraksi 4 sampai 8 jam. Respon penelitian yaitu rendemen, kadar tanin, kadar air dan aktivitas antioksidan. Sampel yang telah diuji kemudian dipilih perlakuan yang paling optimal dan dilakukanvii verifikasi terhadap perlakuan tersebut dan diuji dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi tanin biji pinang didapatkan hasil yang optimal yaitu dengan suhu 51,514oC dan waktu 5,958 jam. Komponen gugus fungsi penyusun pada perlakuan optimal menunjukan hasil bahwa terdapat komponen gugus fungsi tanin terkondensasi berdasarkan hasil FTIR (Fourier Transform Infra Red). Menurut Ramos Tejada et al.(2002) jenis tanin terkondensasi memiliki nilai sebesar 3351 cm-1. Setelah dilakukan uji FTIR dengan nilai ulangan 1 sebesar 3367,48 cm-1 dan nilai ulangan 2 sebesar 3363,62 cm-1. Verifikasi dan uji yang dilakukan terhadap kondisi optimal menghasilkan rendemen sebesar 13,60%, kadar air 3,78%, kadar tanin 656,45 mg GAE/g dan aktivitas antioksidan sebesar 29,49 ppm