Analisis Risiko Rantai Pasok Kopi Robusta Dengan Metode Fuzzy Failure Mode And Effect Analysis (Fuzzy Fmea) Dan Analytical Hierarchy Process (Ahp) (Studi Kasus Di Perkebunan Kopi Lereng Gunung Bromo, Kabupaten Malang)

Main Author: Savero, Albion
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181411/1/ALBION%20SAVERO%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181411/
Daftar Isi:
  • Perkebunan Kopi Lereng Gunung Bromo merupakan salah satu perkebunan kopi yang memproduksi biji kopi robusta di Kabupaten Malang. Perkebunan Kopi Lereng Gunung Bromo bekerja sama dengan beberapa pihak yang tergabung dalam suatu rantai pasok kopi robusta, yaitu petani sebagai pemasok buah kopi robusta dan retailer sebagai penyalur produk kopi robusta kepada konsumen. Permasalahan yang dihadapi oleh Perkebunan Kopi Lereng Gunung Bromo antara lain keterlambatan panen, cuaca yang tidak teratur selama pengeringan, dan kerusakan kemasan selama pengiriman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi serta menilai risiko rantai pasok kopi robusta di Perkebunan Kopi Lereng Gunung Bromo sehingga dapat dirumuskan suatu strategi alternatif untuk memitigasi risiko pada rantai pasok kopi robusta. Metode yang digunakan dalam penilaian risiko adalah Fuzzy FMEA dan untuk merumuskan strategi alternatif digunakan metode AHP. Data dari penelitian ini diperoleh dari pengisian kuisioner oleh para responden pakar yang berjumlah 5 orang. Variabel yang digunakan dalam pengisian kuisioner adalah petani, pengelola perkebunan, dan retailer. Hasil dari identifikasi risiko ditemukan 24 risiko rantai pasok kopi robusta yang terdiri dari 7 risiko petani, 10 risiko pengelola perkebunan, dan 7 risiko retailer. Risiko dengan nilai FRPN tertinggi yaitu keterlambatan panen pada variabel petani, cuaca yang tidak teratur selama pengeringan pada variabel pengelola perkebunan, dan kerusakan kemasan selama pengiriman pada variabel retailer. Penilaian risiko menentukan dasar dari alternatif strategi mitigasi risiko rantai pasok. Hasil dari perhitungan AHP menunjukkan bahwa risiko tertinggi pada variabel petani adalah risiko keterlambatan panen denganvii strategi paling tepat yaitu edukasi perawatan panen dan pasca panen kopi ke petani. Pada variabel pengelola perkebunan terdapat risiko cuaca tidak teratur selama pengeringan dengan strategi alternatif perencanaan dan pengendalian produksi. Pada variabel retailer terdapat risiko kerusakan kemasan selama pengiriman dengan strategi alternatif perbaikan SOP.