Perencanaan Strategi Efisiensi Rantai Nilai Agroindustri Hasil Peternakan Ayam Ras Pedaging Dengan Metode Swot Ahp Studi Kasus Peternakan Ayam Bapak Muhammad Fahmi Arif Di Kabupaten Lamongan

Main Author: Dewanto, Amanta Rizki
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181351/1/AMANTA%20RIZKI%20DEWANTO%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181351/
Daftar Isi:
  • Salah satu daerah di Jawa Timur yang memproduksi ayam pedaging dengan jumlah yang cukup banyak adalah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah yang memproduksi ayam pedaging dengan jumlah yang cukup besar di Jawa Timur. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan (2018), Kabupaten Lamongan pada tahun 2011 – 2016 telah memproduksi ayam pedaging sebanyak 8.035.241 ekor. Dengan jumlah tersebut setidaknya Kabupaten Lamongan memproduksi 48.211.446 ekor setiap tahunnya.. Penelitian ini dilakukan menggunakan kueisoner dengan jumlah responden sebanyak 3 yaitu pemilik peternakan, pihak dinas peternakan dan pihak mitra. Perhitungan analisis SWOT dilakukan menggunakan aplikasi microsoft excel dan didapatkan hasil perhitungan pada matriks IFE berdasarkan faktor internal bahwa support dari mitra merupakan faktor kekuatan utama dengan skor sebesar 4,0 dengan bobot sebesar 0,10 dan nilai rating sebesar 4. Kelemahan utama pada peternakan Bapak Muhammad Fahmi Arif adalah ketersediaan sumber daya alam yang terbatas dengan nilai skor sebesar 0,06. Pada perhitungan matriks EFE didapatkan bahwa peluang utama yang dapat dimanfaatkan adalah berkembangnya teknologi internet dnegan nilai skor sebesar 0,384, sedangkan ancaman utama adalah timbulnya penyakit dengan nilai skor sebesar 0,097. Pada perhitungan metode AHP dengan bantuan software expert choices 11, didaptkan prioritas alternatif strategi yang pertama adalah meningkatkan efisisensi penggunaan sumber daya alam dengan bobot sebesar 0,181, diikuti oleh meningkatkan teknologi produksi dan merubah kandang menjadi kandang tertutup dengan bobot sebesar 0,135, prioritas strategi yang ketiga adalah meningkatkan biosekuriti kandang dengan bobot sebesar 0,117