Eksplorasi Alel Carrier Bovine Leucocyte Adhesion Deficiency (BLAD) melalui Analisa Polimorfisme Gen CD18 dengan Teknik PCR-RFLP pada Sapi Perah Peranakan FH Betina di Kecamatan Batu
Main Author: | Pratama, Aldryan Cristianto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181311/1/Aldryan%20Cristianto%20Pratama%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/181311/ |
Daftar Isi:
- Sapi perah PFH merupakan salah satu hewan ternak yang banyak dipelihara sebagai salah satu komoditas peternakan yang cukup menjanjikan karena selain menghasilkan susu, mereka juga memproduksi daging. Faktor genetik adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas dan peningkatan jumlah ternak sapi perah. Namun, ada beberapa kelainan genetik yang mematikan dan sering ditemukan pada sapi perah. Salah satu kelainan genetik pada sapi perah yang sering terjadi adalah bovine leucocyte adhesion deficiency (BLAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengidentifikasi adanya alel carier BLAD pada sapi perah peranakan FH betina dan cara perhitungan frekuensi sapi perah peranakan FH betina dengan heterozigot BLAD yang ada di Kecamatan Batu. Sampel yang digunakan berupa 60 sampel darah sapi perah peranakan FH betina yang dilakukan ekstraksi dan diisolasi DNAnya. Amplifikasi DNA dilakukan dengan metode PCR menggunakan primer forward (BLAD_F) 5’-TCA ACG TGA CCT TCC GGA GG-3’ dan primer reverse (BLAD_R) 5’-CCC AGA TTC TTG ACG TTG AC-3’. Amplifikasi ruas gen CD18 pada kromosom 1 exon 2 dengan panjang sesuai target 106bp telah berhasil dilakukan dengan tingkat keberhasilan 100%. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan RFLP produk PCR dengan enzim restriksi NCOI. Analisis RFLP terhadap dengan enzim pemotong NCOI menunjukkan hasil 2 potongan pita 66bp dan 40bp, Hal ini menunjukkan bahwa Frekuensi alel normal sebesar 1 dan alel mutan sebesar 0 dengan frekuensi genotif heterozigot 0%. Deteksi dini kelainan genetik BLAD diperlukan pada suatu populasi sapi perah untuk mencegah penyebaran kelainan genetik tersebut.