Pengaruh Jumlah Lapisan dan Jarak Anyaman Biogeotekstil Mendong (Fimbristylis globulosa) Terhadap Efektivitas Mengontrol Erosi Tanah
Main Author: | Effendie, Puspamega Yulisnaini |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181275/1/Puspamega%20Yulisnaini%20Effendie.pdf http://repository.ub.ac.id/181275/ |
Daftar Isi:
- Usaha tani pada kawasan pegunungan yang tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah merupakan penyebab utama terjadinya erosi. Erosi memiliki dampak buruk baik di tempat kejadian erosi (on site) maupun diluar tempat kejadian erosi (off site). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengendalikan erosi tanah yakni dengan teknologi mulsa. Mulsa dapat meredam energi hujan sehingga tidak merusak kemantapan strukur tanah. Mulsa yang banyak dimanfaatkan adalah mulsa plastik, namun mulsa plastik memiliki beberapa kekurangan misalnya tidak permeable dan tidak ramah lingkungan adapun alternatif pengganti mulsa adalah biogeotekstil. Biogeotekstil merupakan salah satu jenis geosintetik yang terbuat dari bahan organik, lolos air, dan dapat terdegradasi yang dibuat dengan proses seperti tekstil. Biogeotekstil dapat dibuat dari tanaman mendong. Selama ini pemanfaatan mendong masih kurang maksimal karena hanya sebagai tikar dan kerajinan yang sudah tergusur oleh bahan yang berasal dari bahan tambang seperti plastik, sehingga pemanfaatan mendong menjadi bahan baku biogeotekstil menjadi peluang dan perlu dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh jumlah lapisan dan jarak anyaman biogeotekstil mendong dalam mengontrol erosi tanah serta bagaimana perlakuan terbaik dan paling efektif bigeotekstil mendong dalam mengontrol erosi tanah Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Rancangan ini terdiri dari dua faktor yakni jumlah lapisan terdiri dari 3 level (1 lapis, 2 lapis, 3 lapis) dan jarak anyam terdiri dari 4 level (0,5 cm, 1 cm. 1,5 cm, dan 2 cm). Variabel respon yang digunakan yakni ketebalan, berat biogeotekstil saat basah, water holding capacity, sediment yield, dan runoff. Penentuan perlakuan terbaik menggunakan metode multiple attribute. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa biogeotekstil mendong 1 lapis dengan jarak anyam 0,5 cm merupakan perlakuan terbaik dan paling efektif dalam mengontrol erosi tanah. Biogeotekstil mendong 1 lapis dengan jarak anyam 0,5 cm memiliki ketebalan 1,47 mm, water holding capacity 463,56%, persentase pertambahan berat dalam keadaan basah sebesar 161,11%. Biogeotekstil mendong terbukti sangat efektif dalam mengurangi kehilangan tanah akibat erosi, tanah yang hilang hanya sebesar 2,41 g dan niai runoff sebesar 1,60 l/min. Dibandingkan dengan tanah tanpa perlakuan biogeotekstil terbukti biogeotekstil mendong perlakuan terbaik dapat mengurangi jumlah tanah yang hilang akibat erosi hingga 98,6%