Penentuan Kerapatan Tanaman Alangalang Air (Typha Latifolia L.) Pada Lahan Basah Buatan Dalam Mereduksi Logam Kromium Pada Limbah Penyamakan Kulit
Main Author: | Perkasa, Gigih |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181242/1/GIGIH%20PERKASA%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/181242/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menentukan variasi kerapatan tanaman pada constructed wetland, besar penyerapan kromium pada air limbah oleh tanaman alang-alang air dan menentukan kerapatan tanaman minimum yang dapat digunakan pada constructed wetland . Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan bak eksperimen untuk pengaruh pereduksian logam kromium dengan perbedaan kerapatan tanaman, yaitu 9 tanaman/m2, 18 tanaman/m2, dan 27 tanaman/m2 dan perlakuan diamati selama 5 hari dan 10 hari. Rangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 3x2 dengan 3 kali ulangan pada setiap perlakuan. Hasil dari proses constructed wetlands selama 5 hari, effluent air limbah dengan kandungan kromium terkecil pada perlakuan dengan kerapatan 27 tanaman/m2 sebesar 0,0984 ppm, sedangkan nilai akumulasi logam kromium pada tanaman paling besar terjadi pada perlakuan dengan kerapatan 9 tanaman/m2 sebesar 0,0239 ppm. Hasil pada proses 10 hari, effluent air limbah dengan kandungan kromium terkecil pada perlakuan dengan kerapatan 27 tanaman/m2 sebesar 0,0517 ppm, sedangkan nilai akumulasi logam kromium pada tanaman paling besar terjadi pada perlakuan dengan kerapatan 9 tanaman/m2 sebesar 0,021 ppm. Penelitian pada detensi 5 hari dan 10 hari didapatkan nilai kandungan kromium terbesar pada perlakuan Kontrol (tanpa tanaman) dan nilai akumulasi kromium pada tanaman terkecil pada perlakuan 27 tanaman/m2. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kerapatan paling optimum terjadi pada kerapatan 27 tanaman/m2 karena kromium dapat tereduksi denganviii maksimal dan tanaman dapat tumbuh dengan baik karena tercukupinya kebutuhan mikro pada tanaman.