Rekayasa Zeolit Alam untuk Pemurnian Bioetanol

Main Author: Nisyak, R. Ayu Lathifatun
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181192/1/R.%20Ayu%20Lathifatun%20Nisyak.pdf
http://repository.ub.ac.id/181192/
Daftar Isi:
  • Energi merupakan salah satu bahasan yang tak kunjung ada habisnya, apalagi di era ini manusia sangat bergantung pada energi untuk menunjang aktivitasnya terutama pada bahan bakar minyak. Dalam pemenuhannya, bahan bakar minyak masih didominasi oleh fosil yang sifatnya terbatas dan tidak terbarukan, sedangkan permintaan makin lama makin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk. Hal ini mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi yang akan menjadi pemicu satu permasalahan yakni krisis energi. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan upaya untuk menciptakan energi alternatif terbarukan, salah satunya yaitu bioetanol. Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan. Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar harus mencapai kemurnian diatas 99.5%. Untuk mencapai kemurnian tersebut diperlukan adanya upaya pemurnian, ada dua metode yang biasanya digunakan, yang pertama yaitu destilasi azeotropik, dan yang kedua yaitu adsorpsi melalui penyaring molekuler. Etanol hasil destilasi umumnya hanya berkisar hingga 95%. Sedangkan untuk mendapatkan etanol sesuai dengan standar bahan bakar, maka perlu dilakukan pemurnian kembali yaitu dengan proses adsorpsi melalui penyaring molekuler. Salah satu penyaring molekuler yang digunakan dalam penelitiian ini adalah zeolit, hal ini dikarenakan faktor selektivitas dari zeolit yang tidak dapat ditemukan pada penyaring molekuler lainnya. Namun untuk meningkatkan kemampuannya, zeolit alam perlu diaktivasi. Pengaktivasian tersebut dilakukan dengan cara proses karbonisasi dan perendaman asam sulfat. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk menganalisa pengaruh variasi suhu karbonisasi dan konsentrasi asam sulfat pada zeolit alam dalam proses pemurnian bioetanol. Serta untuk membandingkan hasil adsorpsi antara zeolit alam teraktivasi dan nanozeolit yang meliputi kadar etanol, kapasitas adsorpsi zeolit, persentase perubahan kadar etanol, dan rendemen etanol. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial dengan dua faktor, faktor I yaitu suhu karbonisasi (125oC, 250oC, 375oC, 500oC, dan 625oC) dan faktor II yaitu konsentrasi asam sulfat (1.5% dan 3%). Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang akan diamati berupa kadar etanol, kapasitas adsorpsi zeolit, persentase perubahan kadar etanol, dan rendemen etanol. Seluruh data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan ANOVA untuk melihat perbedaan nyata pada perlakuan, dan jika terjadi perbedaan nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pada tiap individu perlakuan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar etanol tertinggi didapatkan pada zeolit yang sudah diaktivasi dengan suhu karbonisasi 625oC dan konsentrasi asam sulfat 3% yaitu sebesar 79.34%. Dan didapatkan juga dari hasil uji BNT 5% bahwa variasi suhu karbonisasi memberikan efek yang signifikan terhadap kadar etanol, kapasitas adsorpsi zeolit, persentase perubahan kadar etanol, dan rendemen etanol, sedangkan variasi konsentrasi asam sulfat tidak memberikan efek signifikan pada parameter yang diteliti. Demikian dari hasil penelitian tersebut dapat dibandingkan bahwa zeolit alam pada suhu karbonisasi 625oC dan konsentrasi asam sulfat 3% lebih efektif dalam proses pemurnian etanol dibandingkan dengan nanozeolit.