Analisis Pengembangan Kualitas Minuman Sari Apel Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus KSU Brosem di Batu)

Main Author: Caltha, Cornelia Dhilan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181188/1/Cornelia%20Dhilan%20Caltha%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181188/
Daftar Isi:
  • Kota Malang dan Kota Batu merupakan penghasil buah apel terbesar di Indonesia dengan populasi tanaman apel di Jawa Timur sekitar 80%. Jumlah tanaman apel yang tumbuh di wilayah kota Batu pada tahun 2016 sebanyak 2.118.679/pohon dan jumlah hasil produksi buah apel sebesar 542 ton tahun 2016. Tingginya produksi buah apel di kota Batu berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk olahan, salah satunya minuman sari apel. Salah satu produsen minuman sari apel adalah KSU Brosem. Persaingan industri minuman sari apel di Kota Batu yang sangat berkembang pesat menyebabkan semakin ketatnya persaingan. Kondisi persaingan ini ketat menuntut perusahaan KSU Brosem untuk terus mengembangkan kualitas produk minuman sari apel. Kualitas produk merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan daya saing produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan kualitas minuman sari apel sangat diperlukan sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaing dengan memperbaiki kualitas yang dapat diterapkan oleh KSU Brosem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Development QFD. QFD adalah salah satu metode untuk mengetahui keinginan suatu produk oleh konsumen sebagai pedoman dalam mengembangkan suatu produk yang biasanya diterjemahkan Voice of Customer (VoC). QFD bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk memberikan informasi terhadap kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Responden yang dipilih berjumlah 115 sampel yaitu merupakan konsumen yang telah mengonsumsi minuman sari apel merek Brosem kemasan isi 120 ml minimal satu kali pernah mengonsumsi, serta berumur 17-60 tahun. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 7 prioritas perbaikan pada rencana produksi analisis dari fase I hingga fase IV, yaitu varian rasa yang bervariasi dengan kombinasi rasa lain, membuat kemasan botol plastik minuman sari apel, ukuran kemasan botol plastik dengan volume 250-300 ml, mendesain kemasan baru lebih menarik, melengkapi informasi produk kemasan, tidak menggunakan pemanis buatan, dan tidak menggunakan pengawet buatan. Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan rencana produksi yaitu penambahan varian rasa pada produk minuman sari apel dengan mengkombinasi rasa lain seperti cinnamon, peppermint, dan lemon. Membuat kemasan botol plastik minuman sari apel dianggap lebih praktis karena mudah dibawa dan dapat dibuka serta ditutup kembali. Desain kemasan minuman sari apel Brosem yang menarik menyantumkan informasi yang perlu ditambahkan yaitu SNI, contact customer service, kandugan gizi, dan nutrition facts.