Pemanfaatan Sampah Organik Sisa Makanan Dan Eceng Gondok (Eicchornia crassipes) Sebagai Bahan Pendukung Untuk Produksi Biogas
Main Author: | Izzati, Mutia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/181186/1/Skripsi%20Mutia%20Izzati.pdf http://repository.ub.ac.id/181186/ |
Daftar Isi:
- Pada tahun 2013, menurut Blue Print Pengelolaan Energi Nasional sampah organik sisa makanan menjadi masalah. Terdapat 87 ton sampah organik sisa makanan atau setara dengan Rp 2 (dua) triliun biaya yang terbuang akibat pengelolaan dan pengolahan yang belum diefektifkan, apabila sampah organik sisa makanan dengan kandungan selulosa(C6H10O6) yang tinggi diuraikan akan menjadi gas metana (CH4) dan gas karbondioksida(CO2). Begitupun tanaman eceng gondok, tamanan ini merupakan jenis gulma yang memiliki beberapa nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan. Eceng gondok mempunyai kandungan hemiselulosa (C5H10O6) yang cukup besar dibandingkan dengan komponen organik tunggal lainnya. Kandungan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber alternatif energi karena hemiselulosa(C5H10O6) dapat diolah menjadi energi biogas. Selain itu, limbah peternakan berupa kotoran sapi pun merupakan penyumbang 18% dari gas rumah kaca. Berdasarkan adanya ketiga potensi limbah dan gulma tersebut untuk memproduksi biogas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian terkait dengan pengaruh penambahan kedua bahan pendukung tersebut terhadap biogas yang dihasilkan dari kotoran sapi dengan melalui proses hidrolisis, asidifikasi, dan metanogenesis. Pada penelitian ini akan digunakan campuran dan variasi dari ketiga bahan untuk mengetahui keefektifan menghasilkan biogas dengan indikator volume biogas dan kualitas nyala api yang dihasilkan. Metode yang digunakan pada pengambilan keputusan akan pengaruh penambahan sampah organik sisa makanan dan tanaman eceng gondok yaitu dengan rancangan acak kelompok dengan menggunakan uji F. Penambahan sampah organik sisa makanan dan tanaman eceng gondok untuk produksi biogas dari kotoran ternak sapi menghasilkan kualitas yang lebih baik dibanding dengan biogas yang terbentuk hanya dari kotoran sapi. Volume biogas dan warna nyala api yang baik terdapat pada varian campuran kotoran ternak sapi dan tanaman eceng gondok dengan total nilai 80, varian terbaik kedua yaitu campuran kotoran ternak sapi dan sampah organik sisa makanan dengan total nilai 50, varian terbaik ketiga yaitu kotoran sapi dengan campuran kedua bahan tambahan senilai 30