Sintesis Minyak Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) menjadi Biodiesel Menggunakan Metil Asetat dengan Metode Interesterifikasi

Main Author: Aulia, Nadia Ijkri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181185/1/Nadia%20Ijkri%20Aulia.pdf
http://repository.ub.ac.id/181185/
Daftar Isi:
  • Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan sumber energi yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Sehingga menyebabkan ketersediaan bahan baku BBM yang berupa sisa-sisa fosil semakin menipis karena jumlahnya yang tidak sebanding dengan jumlah pemakaian bahan bakar tersebut. Pengembangan sumber daya energi alternatif berbahan baku nabati seperti biodiesel dapat digunakan untuk pemecahan masalah energi pada saat ini. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang relatif lebih bersih dibandingkan bahan bakar konvensional. Bahan baku nabati yang sering dipakai untuk biodiesel adalah minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil). Secara umum, proses pembuatan biodiesel dari minyak kelapa sawit dilakukan melalui metode transesterifikasi dengan menggunakan metanol. Namun, reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa gliserol yang dapat mengurangi nilai ekonominya. Dalam penelitian kali ini, metode transesterifikasi diganti menjadi metode interesterifikasi dengan mengganti metanol menjadi metil asetat. Produk samping dari reaksi interesterifikasi berupa triasetil gliserol (triasetin) yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan produk samping dari metode transesterifikasi. Tujuan dari penelitian kali ini adalah mengetahui kondisi optimal dari variasi konsentrasi katalis dan lama waktu sintesis terhadap karakteristik biodiesel dengan metode interesterifikasi. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan yaitu Rancang Acak Lengkap (RAL). Rancangan tersebut terdiri dari dua faktor, dimana faktor pertama adalah konsentrasi katalis NaOH dengan variasi level 1,0%, 1,5%, dan 2,0%, serta faktor kedua adalah lama waktu sintesis dengan variasi level 3 jam dan 6 jam. Hasil biodiesel dilakukan pengujian nilai viskositas, rendemen, dan kandungan FAME. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan adanya perlakuan variasi konsentrasi katalis NaOH dan waktu sintesis yang tidak memiliki pengaruh terhadap rendemen serta karakteristik biodiesel seperti viskositas, densitas, dan kandungan FAME. Diperoleh nilai rendemen antara 40,87% - 59,50%, viskositas antara 4,807 - 4,848 mm2 /s, nilai densitas antara 0,869 - 0,870 g/ml, dan kandungan FAME antara 81,79 - 84,84 %. Dari hasil tersebut, karakteristik biodiesel telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Biodiesel, kecuali FAME. Namun, kandungan FAME pada penelitian ini masih mendekati standar. Meskipun data yang dihasilkan tidak terdapat pengaruh secara signifikan, maka dalam menentukan perlakuan yang lebih baik dapat dikaitkan dengan keekonomisan (seperti waktu proses dan biaya). Perlakuan yang lebih baik pada penelitian ini adalah pada katalis NaOH 1% dan waktu sintesis selama 3 jam, dimana memiliki rendemen sebesar 49,16% dengan karakteristik yang memiliki nilai viskositas sebesar 4,813 mm2 /s, densitas sebesar 0,869 g/ml, dan kandungan FAME sebesar 83,40%.