Pengaruh Pemotongan Bunga Jantan dan Pemberian Pupuk Fosfor Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Ketan (Zea mays ceratina)

Main Author: Keta, Retry Cavistin
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181165/1/Retry%20Cavistin%20Keta%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181165/
Daftar Isi:
  • Jagung ialah salah satu tanaman pangan yang penting bagi sumber karbohidrat dan protein di Indonesia. Salah satu jagung yang ada di Indonesia yang memiliki potensi untuk di tingkatkan produksinya adalah jagung ketan. Jagung ketan merupakan salah satu jenis jagung yang memiliki kadar amilopektin yang tinggi, sehingga jagung ketan ini memiliki rasa yang lebih pulen lembut dan enak (Juhaeti et al., 2013), namun keberadaan jagung ketan ini kurang begitu populer khususnya di wilayah Jawa Timur. Untuk meningkatkan hasil produksi dari jagung ketan diperlukan suatu teknologi yang salah satunya adalah pemotongan bunga jantan, pemotongan ini dilakukan agar penyerapan unsur hara lebih optimal, Selain dengan pemotongan bunga jantan, peningkatan hasil produksi tanaman jagung ketan dilakukan dengan pemberian pupuk. Salah satu unsur hara yang penting bagi suatu tanaman adalah unsur fosfor, unsur hara fosfor merupakan salah satu unsur hara essensial yang berfungsi untuk membantu tanaman dalam proses pembentukan bunga, dan biji, selain itu fosfor juga dapat mempercepat pemasakan biji (Arafat et al., 2016). Penelitian dilaksanakan di lahan Jatikerto Agro Techno Park Universitas Brawijaya Malang dengan ketinggian tempat ± 400 m dpl dengan suhu rata rata harian berkisar 27oC - 29oC, dengan jenis tanah Alfisol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 hingga Juli 2019. Rancangan percobaan ini Rancangan Acak Kelompok (RAK), perlakuan terdiri dari 7 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 28 satuan percobaan. perlakuan terdiri dari, P0: Kontrol (Tanpa pemotongan bunga jantan dan pupuk fosfor), P1: Tanpa Pemotongan Bunga Jantan + 150 kg ha-1 SP36, P2: Tanpa Pemotongan Bunga Jantan + 200 kg ha-1 SP36, P3: Tanpa Pemotongan Bunga Jantan + 250 kg ha-1 SP36, P4: Pemotongan Bunga Jantan + 150 kg ha-1 SP36, P5: Pemotongan Bunga Jantan + 200 kg ha-1 SP36, P6: Pemotongan Bunga Jantan + 250 kg ha-1 SP36. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, penggaris, timbangan analitik, jangka sorong, gunting pangkas, kamera, buku tulis. Bahan yang digunakan adalah benih jagung ketan varietas Arumba, pupuk SP36, pupuk Urea, Pupuk KCl, insektisida decis dan furadan. Pengamatan yang dilakukan merupakan pengamatan pada pertumbuhan dan pengamatan hasil tanaman jagung ketan. Pada pengamatan pertumbuhan variabel yang diamati ialah tinggi tanaman, diameter batang, luas daun dan jumlah daun. Pada pengamatan hasil variabel yang diamati ialah bobot segar tongkol berkelobot, bobot segar tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol, hasil panen. Data pengamatan yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Jika hasil dari pengujian tersebut diperoleh perbedaan yang nyata maka akan dilakukan dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian ini perlakuan pemotongan bunga jantan dan pemberian pupuk SP36 tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel hasil tanaman jagung ketan, yaitu bobot segar berkelobot, bobot segar tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol dan hasil ton ha-1. Perlakuan pemotongan bunga jantan + SP36 250 kg ha-1 memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap variabel pertumbuhan, yaitu diameter batang pada 24 hst, luas daun pada 44 dan 54 hst, dan hari muncul bunga jantan pada tanaman jagung ketan.