Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Petani Cabai Merah Yang Bermitra Dan Tidak Bermitra Di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang

Main Author: Pamungkas, Dimas Wira
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/181137/1/Dimas%20Wira%20Pamungkas%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/181137/
Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki daerah pertanian yang potensial salah satunya di daerah Desa Kucur Jawa Timur Kabupaten Malang. Dusun Sumberbendo merupakan salah satu penghasil cabai di Desa Kucur Kabupaten Malang dimana komoditas unggulannya adalah cabai, antara lain cabai merah, cabai rawit, dan cabai hijau. Usahatani cabai merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk di Dusun Sumberbendo. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani cabai untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Tujua penelitian ini adalah menjelaskan perbedaan karakterisitik usahatani cabai petani yang bernitra dan tidak bermitra dengan juragan pak pitono, menjelaskan alasan petani cabai tidak bermitra dengan juragan, menganalisa perbandingan pendapatan petani bermitra dan tidak bermitra. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis pendapatan usahatani bermitra dan tidak bermitra dan analisis uji beda rata-rata. Analisis pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan total biaya. Analisis uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui perbandingan tingkat pendapatan petani cabai bermitra dan petani cabai tidak bermitra. Responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 petani. Teknik penentuan sampel responden pada penelitian ini dilakukan secara Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan petani tidak bermitra dengan juragan adalah, pertama petani tidak ingin terlalu terikat dengan juragan, petani cabai ingin memainkan harga sesuai dengan keinginannya, petani cabai bebas dalam menjual hasil panennya, penghasilan yang didapatkan lebih tinggi daripada ikut dengan juragan dan petani cabai merasa dipermainkan harga cabainya oleh juragan, dimana juragan akan memotong harga yang tinggi untuk memperoleh untung tinggi. Pendapatan sahatani petani cabai mitra juragan Pak Pitono di Dusun Sumberbendo (Rp 32.434.074) lebih besar daripada pendapatan usahatani petani tidak mitra (Rp 25.096.389). Berdasarkan Independent Samples Test diketahui nilai thitung sebesar 1,015 dan ttabel sebesar 2,131. Nilai thitung yang didapatkan lebih kecil daripada ttabel yaitu 1,015 < 2,131 dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani cabai mitra juragan dan tidak mitra. Petani yang bermitra dengan juragan tidak jauh berbeda pendapatannya dengan petani yang tidak bermitra. Karena petani bermitra tidak mengeluarkan biaya yang banyak di awal tanam, biaya petani yang bermitra pada awal tanam ditanggung oleh juragan untuk usahatani cabai merahnya dari sarana produksinya sudah disiapkan oleh juragan tetapi pada saat panen, juragan akan memotong hasil panen petani yang bermitra untuk membayar sarana produksi yang disediakan oleh juragan untuk usahatani cabai merah dengan begitu petani yang bermitra mendapat keuntungan yang tidak begitu besar, sedangkan petani cabai yang tidak bermitra menanam cabai di awal musim membutuhkan biaya yang besar, karena biaya yang dikeluarkan dari biaya sendiri. Ketika pada saat panen petani cabai tidak bermitra menjual hargai cabai lebih tinggi dari juragan untuk menutupi biaya yang dikeluarkan petani dalam usahatani cabainya, dimana antara petani yang tidak bermitra dengan juragan dan petani yang bermitra dengan juragan memperoleh keuntungan yang tidak jauh berbeda.